Berkaca dari Putri Ariani, Akankah Musisi Lebih ‘Hidup’ di Luar Negeri?

marketeers article
Putri Ariani (Foto: Instagram/arianinismaputri)

Putri Ariani lagi-lagi mengguncang panggung America’s Got Talent (AGT) 2023. Gadis kelahiran Yogyakarta itu sukses memukau penonton, baik dalam maupun luar negeri, dengan membawakan lagu Elton John berjudul Don’t Let the Sun Go Down On Me.

Dalam penampilan di babak final pada Rabu (27/9/2023) waktu Indonesia ini, Putri kembali bermain piano. Sejak audisi, ia memang selalu memainkan alat musik tersebut, tak terkecuali saat membawakan Loneliness.

Penampilan Putri yang menyanyikan lagu ciptaan sendiri kala itu menjadi viral. Ketenarannya bahkan sampai memunculkan sejumlah rumor, salah satunya soal royalti fantastis yang didapatkan oleh remaja berusia 17 tahun tersebut.

BACA JUGA: Viral Konten Resign karena Lingkungan Toxic, seperti Apa Tandanya?

Pada Juni lalu, Reni selaku ibu dari Putri Ariani membenarkan kalau anaknya memang mendapat royalti sebagai pencipta lagu di Amerika Serikat. Bahkan, ia mengeklaim kehidupan musisi di sana lebih sejahtera.

“Putri dapat royalti sebagai pencipta lagu di sana (AS). Mereka itu lebih profesional. Pencipta lagu di luar negeri hidup semua. Setiap lagu yang dibawakan, yang penciptanya Putri, udah ada tanda tangannya,” jelasnya dalam kanal YouTube Irfan Hakim.

Lantas, benarkah musisi lebih ‘hidup’ di luar negeri? Berikut pembahasannya:

Dilindungi UU yang Jelas

Apa yang dikatakan Reni ternyata bukanlah isapan jempol belaka. AS memang punya aturan yang jelas terkait hak cipta dan royalti. Salah satunya, Undang-Undang (UU) Modernisasi Musik yang disahkan oleh Presiden AS, Donald Trump, pada 2018 lalu. 

Melansir The Verge, beleid tersebut intinya mengatur tiga hal. Pertama, merampungkan proses perizinan musik untuk memudahkan pemegang hak menerima royalti, yakni saat musik mereka disiarkan secara online. Ini berlaku untuk lagu-lagu yang direkam sebelum tahun 1972.

Kedua, UU Modernisasi Musik akan meningkatkan kinerja bagaimana cara penulis lagu dibayar oleh layanan streaming dengan basis data lisensi mekanis tunggal yang diawasi penerbit musik dan penulis lagu. 

BACA JUGA: Mengenal Honoris Causa, Gelar untuk Taylor Swift Berkat Musiknya

Ketiga, royalti akan diambil, terutama bagi yang tidak diklaim karena profesionalitas dengan memberikan proses hukum secara konsisten untuk menerimanya. Sebelumnya, royalti yang tidak diklaim ini dipegang oleh penyedia layanan streaming digital, seperti Spotify.

Selain itu, AS juga memiliki American Society of Composers, Authors, and Publishers (ASCAP). Ini merupakan organisasi untuk membantu para komposer, pencipta lagu, serta publisher dalam mendapatkan haknya secara transparan.

Dengan kata lain, kehidupan para musisi di Negeri Paman Sam ‘terjamin’ dengan adanya UU Modernisasi Musik dan ASCAP. Kedua instrumen ini siap membantu sekaligus memastikan para musisi dibayar lebih tinggi, dan mempermudah mereka untuk mendapatkan royalti.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related