Berkah Ramadhan Juga Terciprat ke Pemasar Otomotif

marketeers article
Sumber: www.mixedhunt.com

Pasar Indonesia yang kaya akan kebudayaan, musim, dan hari besar menjadi berkah tersendiri bagi para pemasar di dalamnya. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya program yang kerap digelar di musim-musim tertentu. Misalnya, di bulan Ramadhan, banyak merek yang menggelar program promosi, aktivasi, dan aktivitas marketing lainnya. Tujuannya pun beragam, namun sebagian besar bertujuan untuk mendongkrak penjualan.

Para marketeer jelas tidak ketinggalan memanfaatkan momen seperti Ramadan untuk menggelar program promosi. Lihat saja para pemain industri otomotif yang kerap mendapatkan peningkatan penjualan hingga 20% setiap tahunnya dari momen mudik di bulan Ramadhan. Tidak hanya kendaraan roda dua, mobil pun naik penjualannya di masa-masa Lebaran.

“Umumnya, pick season penjualan terjadi pada minggu pertama dan kedua menjelang lebaran. Kuartal pertama ini, penjualan kami ada di angka 7 sampai 8 ribu setiap bulannya. Dengan program penjualan Tripl3Bonus yang kami gelar, kami harapkan penjualan bisa naik lebih dari 8500 unit. Tahun ini, juga kami menggelar program untuk konsumen loyal dengan memberikan promo layanan purna jual untuk sebelum dan sesudah mereka mudik,” jelas Davy J. Tuilan, 4W Deputy Managing Director PT Suzuki Indomobil Sales (SIS).

Hal serupa juga dirasakan oleh Astra Honda Motor (AHM).   Sebagai agen pemegang merek (APM) Honda pun menggelar banyak program di musim ini. “Di pasar sepeda motor, ada musim ketika penjualan tinggi dan menurun. Sementara di Ramadhan, penjualan cenderung meningkat sejak dulu. Karena permintaan dan daya beli konsumen meningkat akibat adanya tunjangan hari raya (THR) dan sejenisnya. Kebutuhan transportasi pun meningkat untuk mudik, acara keluarga, dan lain-lain. Musim Ramadhan menjadi musim yang selalu positif setiap tahunnya,” jelas Marketing Director AHM Margono Tanuwijaya.

Meski begitu, Davy memiliki pandangan tersendiri mengenai Ramadhan ini. Menurutnya, bulan Ramadhan yang notabene berubah-ubah tanggalnya membuat bingung para pemasar dalam melakukan proyeksi penjualan dalam setahun.

“Pada aktivitas seasonal marketing di kami sebenarnya ada indeks ekonometrikanya. Di sini kami telah membuat ramalan mengenai seasonal index. Mempelajari pasar Indonesia sangat pusing karena ada faktor Lebaran yang setiap tahun maju 10 hari waktunya. Di negara lain juga ada beragam season. Seperti di Filipina, ada Natal dan Paskah yang orang-orangnya juga mudik tapi waktunya tidak banyak berubah dari tahun ke tahun,” ungkap Davy.

Alhasil, di Indonesia forecasting penjualan kian menjadi kompleks dengan hadirnya Ramadan yang berubah terus siklusnya. Namun begitu, walaupun bergeser terus, masa Ramadhan sudah bisa diprediksi dan dipastikan jauh hari. Jadi, tidak perlu pusing untuk mempersiapkan promosi untuk masa Lebaran yang akan datang.

 

Editor: Eko Adiwaluyo 

Related