Google One, layanan langganan dari Google yang awalnya hanya menawarkan penyimpanan cloud, kini telah mencapai tonggak baru dengan mengumpulkan 150 juta pelanggan secara global.
Peningkatan ini terjadi setelah peluncuran paket langganan baru seharga US$ 19,99 per bulan yang memberikan akses ke fitur kecerdasan buatan (AI) premium, yang sebelumnya tidak tersedia bagi pengguna gratis.
Dirangkum dari Reuters, Jumat (16/5/2025), paket AI baru ini telah menarik jutaan pelanggan baru, menurut Shimrit Ben-Yair, wakil presiden yang bertanggung jawab atas layanan ini. Dengan demikian, Google One tidak hanya menjadi platform penyimpanan, tetapi juga bagian penting dari strategi Alphabet untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan iklan, yang pada tahun 2024 menyumbang lebih dari tiga perempat dari total pendapatan perusahaan sebesar US$ 350 miliar.
BACA JUGA: Lawan Performa iPhone, Google Akan Pakai Cip TSMC
Langkah ini juga mencerminkan perubahan dalam cara perusahaan teknologi menghasilkan pendapatan, terutama karena antarmuka AI belum menemukan cara yang mulus untuk mengintegrasikan iklan. Sebagai gantinya, banyak perusahaan, termasuk Google, mulai fokus pada monetisasi berbasis langganan.
CEO Sundar Pichai menyatakan bahwa perusahaan akan terus memberikan opsi kepada pengguna, mirip dengan pendekatan monetisasi YouTube, dengan fokus pada arah langganan dalam waktu dekat. Namun, tantangan tetap ada. Kehadiran chatbot AI seperti ChatGPT dari OpenAI dan Gemini dari Google sendiri mulai menggeser dominasi mesin pencari tradisional.
BACA JUGA: Google Resmi Perkenalkan Desain Baru Android, Lebih Berwarna!
Bahkan, penggunaan mesin pencari di browser atau peramban Safari Apple mengalami penurunan untuk pertama kalinya, sebuah perkembangan yang mengkhawatirkan bagi Alphabet. Sebagai respons, Apple berencana memperkenalkan opsi pencarian berbasis AI, yang dapat semakin mengurangi pangsa pasar Google di bidang ini.
Editor: Ranto Rajagukguk