Berwisata Sembari Melakukan Misi Sosial Ala Wanderlust

marketeers article
Apa makna traveling bagi Anda? Sebagian orang menjadikan perjalanan wisata sebagai pelarian mengusir penat. Sebagian yang lain menganggap travel merupakan jalan memahami hidup. Tentu saja, jawaban Anda bemacam-macam. Namun, jawaban yang terakhir disebut itu yang tengah dilakoni oleh satu komunitas bernama Wanderlust Indonesia yang menggabungkan aktivitas wisata dengan kegiatan sosial.
 
Bagi Wanderlust, sangat disayangkan apabila seorang wisatawan yang mengunjungi satu tempat wisata tak pernah bercengkerama langsung dengan penduduk lokal setempat. Berakar dari kepedulian tersebut, pada tahun 2013, Dini bersama temannya tergugah untuk membuat komunitas yang bertujuan untuk melakukan perjalanan ke seluruh pelosok Indonesia sembari mengemban misi sosial. Seperti apa itu? Marketeers pun mewawancarai Dini Hajarrahmah, Co-Founder dan CEO Wanderlust Indonesia. Berikut petikannya.
 
Bagaimana ide lahirnya Wanderlust?
Saat saya dan teman-teman pergi ke suatu tempat wisata, saya mengamati bahwa ternyata banyak wisatawan yang tidak pernah mengenal rumah penduduk lokal di lokasi wisata itu. Kadang mereka malah membuang sampah sembarangan dan sering merusak terumbu karang ketika melakukan snorkeling.
 
Di sisi lain, kami melihat para penduduk lokal di tempat wisata sebenarnya memiliki banyak potensi untuk berkembang dan belajar dari para wisatawan yang datang dari berbagai macam daerah bahkan dari luar Indonesia.
 
Dari kejadian itulah, kami merasa bahwa setiap wisatawan harusnya berinteraksi dengan penduduk lokal, ikut mendukung pengembangan di daerah tersebut dan menjaga lingkungan serta bertanggungjawab ketika mereka berwisata. Lahirlah ide Wanderlust yang menggabungkan ide traveling yang unik dan menarik dengan volunteering atau melakukan kegiatan sosial di lokasi wisata.
 
Apa positioning dan diferensiasi Wanderlust ketimbang komunitas travel yang lain?
Kami mempunyai satu pertanyaan yang selalu kami tanyakan kepada setiap orang; “What if you can make a change through traveling?” Atau bagaimana jika kamu bisa membuat perubahan melalui berwisata? Pertanyaan inilah yang menjadi dasar apa yang membedakan Wanderlust dengan komunitas traveling lainnya.
 
Kami mempunyai tiga misi yang membedakan kami dengan komunitas wisata lainnya dalam tujuan kami berwisata. Pertama, memberdayakan komunitas lokal di tempat wisata agar mandiri dan sejahtera. Kedua, mengubah cara berwisata setiap orang dengan menjadi lebih bertanggungjawab, mengenal, dan berinteraksi dengan komunitas lokal. Ketiga, meninggalkan jejak yang positif untuk lingkungan di destinasi wisata dengan tetap mempertahankan kearifan lokal yang ada dan tidak merusak lingkungan di destinasi itu. Cara traveling ini pun sering kami sebut Voluntourism atau berwisata sambil melakukan kegiatan sosial.
 
Program apa saja yang Anda lakukan?
Ada tiga program yang kami rutin lakukan. Pertama, WanderTalk atau forum diskusi mengenai ide menarik seputar traveling. Kedua, If I Were a Local, yait program yang mengajak wisatawan tinggal bersama penduduk lokal di salah satu destinasi di Indonesia selama seminggu hingga satu bulan. Di sana, mereka melakukan kegiatan sosial di komunitas tersebut.
 
Ketiga, Weekend Series Trip yang menggabungkan belajar sembari berjalan-jalan. Di sini, kami memilih topik pilihan setiap bulannya dan mendatangkan ahli di bidang topik tersebut sebagai rekan jalan-jalan kami. Misalnya, saat kami mengeksplorasi wisata kuliner tempo dulu di Jakarta, kami mengajak komunitas pecinta kuliner. 
 
Apa hal paling berkesan selama perjalanan?
Mungkin, trip pertama kami pada Tahun Baru 1 Januari 2014 sampai saat ini adalah yang paling berkesan. Saat itu, kami mempunyai Wanderer (sebutan traveler kami) yang masih berusia sepuluh tahun. Ia mendaftar bersama ibunya. Hingga saat ini anak itu menjadi Wanderer termuda dan sudah mengikuti dua kali perjalanan kami. Senang rasanya bisa memperkenalkan konsep volunterism ini kepada anak-anak.
 
Bagaimana Wanderlust menjaga sustanabilitas komunitasnya?
Terus berinovasi untuk menghadirkan pengalaman yang unik, bermakna, dan bermanfaat bagi para traveler serta menambah destinasi-destinasi menarik setiap tahunnya. Beberapa destinasi kami tahun 2015 adalah Komodo Island, Labuan Bajo, Flores; Tanjung Puting, Kalimantan Tengah; Ujung Kulon, Banten; Krakatau dan Pahawang, Lampung; Baluran dan Ijen, Jawa Timur; Bena dan Bajawa, Flores; Derawan Island, Kalimantan; Situs Megalithikum Gunung Padang, Cianjur; dan Rammang-Rammang, Sulawesi Selatan.
 
Kemudian, kami membuka kesempatan kerjasama dan kolaborasi dengan komunitas, NGO, perusahaan, individu, media, maupun pemerintah. Serta memberikan kesempatan magang bagi para mahasiswa dan lulusan baru sebagai ranger atau pemandu wisata.

Related