BI: Pertumbuhan Sektor Hilirisasi Perlu Didorong lewat Kebijakan Insentif

marketeers article
Seminat KLM untuk mendorong sektor hilirisasi. (FOTO: Bank Indonesia)

Sektor hilirisasi, baik mineral dan batu bara (minerba) maupun non-minerba merupakan sektor yang perlu mendapat perhatian khusus. Pasalnya, sektor hilirisasi bukan hanya meningkatkan nilai tambah namun juga dapat memperbaiki struktur perekonomian serta memperbaiki neraca pembayaran Indonesia.

Juda Agung, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) mengatakan peran penting sektor hilirisasi tersebut menjadi pertimbangan bank sentral menetapkan sektor tersebut sebagai salah satu sektor yang didorong melalui implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM). 

“KLM ditempuh sebagai upaya meningkatkan kontribusi perbankan untuk memperkuat kegiatan dunia usaha dengan lima prinsip utama,” kata Juda Agung dikutip dari website BI, Kamis (14/9/2023).

Lima prinsip itu sendiri terdiri atas, pertama memberi daya ungkit pertumbuhan ekonomi, melalui peningkatan atau penguatan nilai tambah, backward-forward linkages, struktur ekonomi, lapangan kerja, peluang usaha, dan ketahanan pangan.

BACA JUGA:  Hilirisasi Industri Hasil Hutan Mampu Genjot Investasi

Prinsip kedua, mendukung momentum pemulihan sektor-sektor tertentu yang masih membutuhkan dukungan. Ketiga, mendukung pembiayaan inklusif dan berwawasan lingkungan. 

Keempat, mengimplementasikan pembiayaan secara targeted ke sektor atau komoditas tertentu. Kemudian, prinsip utama yang terakhir adalah sinergi kebijakan dan program pemerintah untuk memperkuat struktur ekonomi, selaras dengan upaya pengendalian inflasi termasuk Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) yang menjadi salah satu fokus utama di tingkat pusat dan daerah.

BACA JUGA:  Cuan Besar di Balik Hilirisasi Industri Sawit

“Untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut diperlukan dukungan pemerintah dan otoritas terkait untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif dan penguatan inovasi strategi bisnis dari para pelaku bisnis sangat penting untuk memperkuat sisi permintaan. Dengan penguatan sisi penawaran dan permintaan secara simultan, diharapkan akan efektif memperkuat struktur ekonomi nasional untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan,” ujarnya.

Ia menekankan KLM sendiri perlu dilakukan agar momentum pertumbuhan ekonomi pascapandemi dapat terus terpelihara di tengah kinerja ekspor yang menurun karena melemahnya perekonomian global dan menurunnya harga komoditas.

Dalam konteks tersebut, seluruh stakeholder ditantang agar bisa mendorong sumber-sumber pertumbuhan ekonomi domestik agar dapat terus diperluas, termasuk melalui dukungan dari pembiayaan perbankan utamanya di sektor hilirisasi.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related