Proyeksi Ekonomi Indonesia Tumbuh 4,7-5,5% Tahun 2022

marketeers article
JAKARTA Indonesia. February 18, 2019: Jakarta cityscape after sunset with hectic traffic and skyscrapers

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021. Hal ini didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi. Termasuk didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan.

Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun 2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan ekonomi Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022. Hal ini disampaikan oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2021 pekan lalu seperti dikutip dari keterangan resmi Bank Indonesia.

“Penguatan sinergi dan inovasi ditujukan untuk menciptakan imunitas massal dari pandemi COVID-19 dan pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui kebijakan reformasi struktural,” ujar Perry.

Presiden Joko Widodo, dalam kesempatan tersebut, menyampaikan apresiasi atas sinergi dan komunikasi yang terjalin intens dan baik antara jajaran otoritas, baik antara BI, OJK, LPS, dan pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Hal ini menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta COVID-19 terhadap perekonomian nasional tahun 2021, sehingga setiap permasalahan kecil dapat terselesaikan. Ke depan, Jokowi juga mendorong untuk dikembangkannya ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi, khususnya UKM.

Respons bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi nasional akan terus  mengawal perekonomian pada tahun 2022. Inflasi rendah dan terkendali pada sasaran 3±1% pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian.

Sementara, defisit transaksi berjalan rendah, pada kisaran 1,1-1,9% pada tahun 2022. Stabilitas sistem keuangan terjaga, kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah. Dana Pihak Ketiga dan kredit akan tumbuh 7,0-9,0% dan 6,0-8,0% pada tahun 2022. Ekonomi-keuangan digital akan meningkat pesat. Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce diprakirakan akan mencapai Rp 530 triliun, uang elektronik Rp 337 triliun, dan digital banking lebih Rp48 ribu triliun.

Related