Biaya TI Mahal, 17% Perusahaan di Indonesia Pakai Software Bajakan

marketeers article
Ilustrasi perangkat lunak komputer (FOTO:123RF)

Laporan Kaspersky terbaru mengungkapkan 24% perusahaan berskala 50 hingga 999 karyawan, dengan 17%-nya berasal dari Indonesia siap menggunakan software bisnis bajakan untuk mengurangi pengeluaran Teknologi dan Informasi (TI). Selain itu, di antara jenis usaha berskala kecil  atau kurang dari 50 karyawan, sebanyak 8%, dengan Indonesia memiliki persentase 4%, siap mengambil langkah tersebut. 

Menurut Kaspersky, tindakan ini dapat secara serius memengaruhi keamanan siber perusahaan, karena musuh secara aktif mendistribusikan file berbahaya dengan kedok perangkat lunak yang paling banyak digunakan. Menurut Kaspersky Security Network (KSN), hanya dalam waktu delapan bulan, sebanyak 9.685 pengguna telah terpapar malware dan perangkat lunak berbahaya yang menyamar sebagai produk software paling populer untuk usaha mikro kecil dan menengah (UKM). 

BACA JUGA: Kaspersky: Keamanan Siber Rantai Pasok TIK Sedang Terancam

Secara umum, 4.525 file unik yang berbahaya atau tidak diinginkan disebarkan melalui perangkat lunak terkait UKM yang didistribusikan secara tidak resmi, termasuk perangkat lunak bajakan.

“Kurangnya sumber daya adalah situasi umum yang kerap dihadapi sektor UKM, tetapi penggunaan software bajakan atau yang diretas harus sepenuhnya dikecualikan jika organisasi menghargai keamanan, reputasi, dan pendapatannya. Salinan perangkat lunak bajakan biasanya datang dengan Trojan dan penambang (miners) dan tidak berisi perbaikan, pembaruan atau tambalan yang dirilis oleh pengembang resmi untuk menutup kerentanan yang mungkin dieksploitasi oleh penjahat dunia maya. Alternatif gratis namun resmi adalah pilihan yang jauh lebih baik bagi mereka yang perlu menghemat uang untuk kebutuhan TI,” kata Product Marketing Lead di Kaspersky, Alexander Shlychkov dalam siaran persnya, Jumat (4/11/2022).

BACA JUGA: Penjahat Dunia Maya Incar UKM di Kawasan Asia Tenggara

Studi Kaspersky bertujuan untuk mengeksplorasi taktik manajemen krisis yang dianggap paling berhasil oleh para pemimpin bisnis, dan bagaimana langkah yang diambil dapat secara serius memengaruhi ketahanan dunia maya perusahaan. Langkah-langkah aman seperti mencari kontraktor dengan biaya terjangkau dan mengadopsi alternatif gratis dari software biasa menjadi pilihan paling populer di kalangan responden, masing-masing memperoleh persentase 41% dan 32%. 

Akan tetapi 10% pemimpin bisnis di Indonesia yang disurvei akan mengganti software mereka dengan versi bajakan untuk memangkas biaya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related