Bidik Pasar Daerah, TAPISI Buka Cabang di Pulau Dewata

marketeers article

Waralaba kuliner lokal, Tapisi tengah melebarkan sayap bisnisnya di 2020 ini. Hal ini disampaikan oleh Akbar Temuyyin Sani, Founder Tapisi saat berbincang dengan awak media akhir tahun lalu di gerainya. Untuk tahap awal, pihaknya telah membuka cabang di Pulau Dewata Bali sebanyak tujuh gerobak. Bidikan berikutnya adalah Surabaya, Makassar dan Bandung.

“Kami mengemban misi akan ekspansi ke beberapa wilayah di dalam dan luar negeri. Kami ingin memperkenalkan camilan gorengan asli Indonesia ini ke Asia Tenggara,” ujar Akbar.

Di Bali, Tapisi membuka di Jl Raya Kuta 47, Badung, Bali. Dalam rangka promosi, pembukaan perdana di Bali Tapisi menawarkan promo Buy One Get One. Respons masyarakat pun sangat positif. “TAPISI ingin menjadi salah satu kuliner alternatif kudapan tradisional Indonesia terkini di Bali dengan ragam varian rasanya,” imbuhnya kemudian. 

Selain di Bali, Akbar juga berencana akan membuka cabang berikutnya di negara tetangga, Malaysia dan singapura. Malaysia dipilih karena ongkos sewa tempat usaha di sana masih terjangkau. Selain kedua negara tersebut, Tapisi juga akan melakukan penetrasi pasar ke Brunei Darussalam. “Sasaran mitra Tapisi adalah usaha kecil menengah (UKM),” kata pria yang juga memiliki Hot Sexy Chicken Resto ini.

Dia berharap, waralaba gorengan yang dijajakan dengan gerobak ini bisa hadir di negara tersebut pada tahun 2020. “Saya ingin memasyarakatkan tahu isi, pisang goreng, dan singkong goreng (tapisi) dikenal di mancanegara, go international,” lanjutnya.

Bahkan Akbar tak segan mengungkapkan bahwa pihaknya tengah melakukan penjajakan dengan satu badan usaha yang memiliki 1.000 binaan UKM untuk diarahkan memiliki usaha jual gorengan.

Ekspansif

Tapisi yang berdiri pada 25 November 2019 ini, tercatat sudah memiliki 78 mitra yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Langkah yang Tapisi lakukan dalam membangun jaringan adalah dengan melakukan pre-sales sebelum resmi berdiri. Sehingga dengan cara ini, pihaknya telah mengetahui keinginan pasar dan menjadi bahan referensi sebelum akhirnya benar-benar resmi dirilis. 

Akbar mengatakan, sekitar 65-70% mitra Tapisi sudah punya lokasi untuk berdagang. Syaratnya, di tempat strategis, namun tidak menggangu ketertiban umum. Jika mitra tidak memiliki lahan berjualan, pihaknya membantu menyewakan tempat di lokasi yang diperuntukkan usaha seperti pujasera atau depan minimarket. “Kami bantu sewakan untuk 1-2 bulan pertama,” kata lulusan Sarjana Perhotelan ini.

Untuk menjadi mitra Tapisi, konsumen bisa mengeluarkan biaya Rp 15 juta dan akan mendapatkan satu gerobak beserta perlengkapannya, 20 porsi masing-masing untuk singkong, tahu, dan pisang.

Dengan tagline “Raja Gorengan”, Tapisi ingin mengangkat citra gorengan ke level menengah atas. Untuk itu, Tapisi mengedepankan wadah packaging dengan dus kelas atas dan higienis. “Bahan baku di-vakum, pedagangnya dilengkapi sarung tangan, celemek, hingga masker,” tutup pria yang juga pemilik restoran Super Bento ini.

Editor: Sigit Kurniawan

Related