Bioskop Online: Kebiasaan Menonton Film via Gadget Sudah Terbentuk

marketeers article
Bioskop Online di JMW 2024. Dokumentasi: Jakarta Marketing Week 2024

Pandemi COVID-19 membawa tantangan besar bagi industri perfilman di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Penutupan sementara bioskop memotong salah satu sumber pendapatan tetap untuk industri film. Dalam situasi yang penuh ketidakpastian ini, lahirlah Bioskop Online.

Platform besutan Visinema ini muncul sebagai inovasi perusahaan untuk tetap produktif dan mendukung industri perfilman Indonesia.

Berbeda dengan platform OTT (Over-The-Top) lainnya yang biasanya berbasis langganan, Bioskop Online memilih model pembayaran per tayangan (pay-per-view).

Tiket untuk menonton film di platform ini cukup terjangkau mulai dari Rp 5.000, tergantung pada eksklusivitas dan masa tayang film tersebut.

Film eksklusif yang hanya tersedia di platform ini biasanya dihargai lebih tinggi dan memiliki masa tayang terbatas sekitar dua bulan, sedangkan film non-eksklusif dapat ditonton dengan harga lebih rendah.

BACA JUGA: Sinopsis My Sweet Mobster, Kisah Romantis Mantan Gangster dan Content Creator

Ajeng Parameswari, President of Bioskop Online menjelaskan bahwa selain menayangkan film yang sebelumnya sudah diputar di bioskop, platform ini juga memproduksi film yang hanya tayang di platform ini. Tahun ini, perusahaan sedang dalam proses produksi dua film orisinal yang akan tayang di bioskop konvensional

“Kami juga ingin menantang diri dengan memutar film-film orisinal tersebut di bioskop fisik terlebih dahulu, sebelum tayang di platform kami. Kami ingin merangkul kedua medium tersebut,” jelas Ajeng dalam acara Jakarta Marketing Week (JMW) 2024 Day 3, Jumat (17/5).

Meskipun pandemi sudah usai dan bioskop telah beroperasi secara normal kembali, perilaku menonton secara online tetap meningkat. Menurut Ajeng, kebiasaan menonton secara online melalui gadget sudah terbentuk selama pandemi.

“Apalagi, kekuatan media sosial saat pandemi yang mendorong penonton untuk menonton film-film di OTT berdasarkan rekomendasi dari teman dan keluarga, menyebabkan OTT masih menjadi popular,” ungkap Ajeng.

BACA JUGA: Cerita di Balik Musik di Film 13 Bom di Jakarta yang Dibuat di Eropa

Bioskop Online adalah contoh nyata bagaimana inovasi dan adaptasi dapat membantu industri film bertahan dan berkembang di tengah situasi yang sulit.

Dengan memanfaatkan teknologi digital dan memahami perilaku penonton, Visinema berhasil menciptakan platform yang tidak hanya mendukung kelangsungan industri film Indonesia, tetapi juga menawarkan cara baru bagi penonton untuk menikmati film.

“Sekarang Bioskop Online tersedia di website dan aplikasi yang bisa di-download di Android dan iOS,” tambah Ajeng.

Melalui strategi pemasaran yang tepat dan pemahaman mendalam tentang pasar, Bioskop Online membuktikan bahwa tantangan bisa diubah menjadi peluang, membawa industri perfilman Indonesia menuju masa depan yang lebih cerah.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related

award
SPSAwArDS