Bisnis Makin Digital, UKM Harus Perkuat Keamanan Siber

marketeers article

Kondisi pandemi yang berdampak besar pada lanskap perekonomian tidak hanya mempengaruhi bagaimana bisnis berjalan. Tapi juga mempengaruhi bagaimana bisnis dijalankan, contohnya adalah akselerasi digital. Tidak hanya enterprise, Usaha Kecil dan Menengah (UKM) juga berupaya beradaptasi dengan lanskap bisnis yang semakin digital.

Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky Asia Tenggara mengatakan peran UKM di kawasan Asia Tenggara sangat besar sebagai penopang ekonomi di tengah pandemi. Meskipun menjadi sektor yang sangat diandalkan, 8 dari 10 UKM di wilayah ini tetap menunjukkan penurunan pendapatan menurut data Accenture.

“Banyak hal yang menjadi faktor penurunan. Seperti menurunkan investasi terhadap sektor UKM hingga tantangan untuk melakukan digitalisasi. Meskipun begitu, kami melihat UKM yang mulai mengadopsi teknologi masih bisa bertumbuh,” jelasnya.

Namun, perlu diberi catatan bahwa adopsi teknologi pada bisnis juga memiliki tantangan. Dalam konteks digitalisasi, keamanan siber menjadi tantangan yang berat bagi para pelaku UKM. Laporan Kaspersky Security Network (KSN) mengungkapkan 31% pengguna Kaspersky di Indonesia hampir terinfeksi oleh ancaman yang ditularkan melalui web sepanjang tahun 2021.

“Ada 34,5 juta malware yang terdeteksi berusaha melakukan serangan siber. 4,3 juta serangan menargetkan pengguna Kaspersky untuk binsisnya. Angka ini lebih tinggi hingga lebih dari 50% dibandingkan dengan serangan pada tahun 2019,” papar Dony Koesmandarin, Territory Manager Karspersky Indonesia.

Lebih lanjut, Laporan KSN 2020 juga menunjukkan Kaspersky berhasil mendeteksi 111,6 juta insiden lokal di komputer responden secara global. 20,2 juta insiden ditargetkan kepada pengguna bisnis di Indonesia.

Apa saja yang menyebabkan serangan bisnis ini banya menargetkan pelaku bisnis, terutama UKM? Dony mengatakan faktor kemungkinan adanya informasi produk dan keuangan yang disimpan secara digital tanpa adanya keamanan yang cukup. Tidak hanya itu, kebanyakan pelaku UKM menggunakan perangkat digitalnya untuk mengakses keperluan pribadi seperti penggunaan browser, mengunduh program dari internet, mengunduh lampiran berbahaya, hingga aktivitas ekstensi browser.

“UKM membangun grup bisnis terbesar di Indonesia dan di tengah digitalisasi ini, menjadi target yang paling rentan terhadap ancaman siber. Digital memang cara paling aman untuk tetap memajukan bisnis di era pandemi, namun perlu dipahami bahwa menggunakan sistem digital harus dibarengi dengan pengamanan siber yang kuat, terutama perlindungan terhadap arus kas dan reputasi bisnis,” pungkas Dony.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related