BNC Geser Rencana Right Issue ke Triwulan Empat Tahun Ini

marketeers article

Bank Neo Commerce (BNC) (BBYB) mengumumkan pengunduran right issue yang sedianya akan dilaksanakan pada akhir triwulan dua menjadi awal triwulan empat atau pada Oktober tahun ini. Meski demikian, langkah BNC akan penambahan modal inti tahun 2022 untuk memperkuat dan memperluas jangkauan bisnisnya juga untuk pemenuhan ketentuan OJK tentang Modal Inti masih sesuai rencana perusahaan.

“Kami mempertimbangkan kondisi perekonomian global belakangan ini dan imbasannya ke kondisi pasar saham di dalam negeri. Sebab itu, BNC memutuskan untuk memundurkan jadwal pelaksanaan right issue,” ujar Direktur Utama BNC Tjandra Gunawan dalam laporan tertulis perusahaan.

Pertimbangan BNC memundurkan rencana right issue tersebut bukanlah tanpa alasan. Seperti diketahui banyak pihak, kondisi perekonomian global masih memiliki volatilitas dan mempengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. 

Ada beberapa risiko bagi perekonomian yang menjadi perhitungan pelaku bisnis di Indonesia. Mulai dari perang Rusia dan Ukraina yang berkepanjangan hingga kebijakan Fed yang lebih hawkish di suku bunga. Kenaikan suku bunga ini juga dapat memicu kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia dan bayang-bayang inflasi di Amerika dan dunia ikut mempengaruhi kenaikan inflasi di Indonesia. Salah satu indikator masih belum stabilnya keadaan ekonomi di Indonesia, terjadi penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dalam satu bulan terakhir sebesar 5,33%

Meski demikian, Tjandra tetap optimistis keadaan perekonomian akan semakin membaik di semester dua tahun ini seiring dengan semakin terbukanya akses dan mobilitas masyarakat pascapandemi. Selain itu, BNC juga telah mengantisipasi dengan menerapkan strategi bisnis yang terukur untuk tetap menjadi yang terdepan di industri bank digital. 

“Kami yakin, kinerja tahun ini akan lebih cemerlang.  Sama cemerlangnya atau bahkan berpotensi lebih baik dibandingkan tahun lalu. Sustainable bisnis serta kekuatan inovasi dan kreativitas dalam menjawab kebutuhan pasar akan menjadi strategi kami dalam memanfaatkan momentum pertumbuhan positif yang kami miliki saat ini, lanjut Tjandra.

Perusahaan pun yakin right issue yang akan dijalankan pada triwulan empat nanti akan terserap pasar dengan baik. Hal ini pun akan membuat perusahaan memiliki skala ekspansi usaha yang semakin bertumbuh dan semakin besar lagi.

Lebih lanjut Tjandra menjelaskan bahwa fokus BNC tahun ini masih tetap untuk mengeksekusi agenda kerja dengan terus mengembangkan dan melengkapi fitur dan layanan BNC ke nasabah. Bahkan, dalam waktu dekat fitur dan layanan perbankan BNC akan semakin lengkap dengan adanya QRIS dan Corporate Internet Banking yang telah mendapatkan persetujuan OJK. 

“Khusus untuk QRIS, fitur ini akan sepenuhnya siap diimplementasikan pada Juli yang akan datang,” jelas Tjandra.

Kinerja BNC

Perusahaan melaporkan kinerjanya semakin membaik sejalan strategi bisnis yang dilakukan perseroan. Tercatat, perusahaan telah membukukan peningkatan jumlah nasabah dengan 17 juta pengguna teregistrasi dalam satu tahun beroperasi. Hal ini sejalan juga dengan peningkatan volume transaksi yang signifikan sebesar 88% menjadi 76 juta transaksi dibandingkan kuartal sebelumnya. 

Dalam laporan keuangan Kuartal I-2022, kinerja positif Perseroan pada awal tahun 2022 ditunjukkan dengan berhasilnya BNC mencatatkan kenaikan Net Interest Income (NII) yang sangat signifikan atau naik sekitar 214,3% dibandingkan periode yang sama di tahun 2021 dari Rp 63 miliar menjadi Rp 198 miliar di Kuartal I-2022. Kenaikan juga terlihat dari pendapatan di Kuartal I-2022, yaitu sebesar Rp 448 miliar atau naik sekitar 204,8% dari periode sebelumnya yang sebesar Rp 147 miliar. 

Kenaikan pendapatan di atas diikuti dengan penurunan beban operasional, sehingga pada Kuartal I BNC mencatatkan kerugian bersih yang cenderung menurun. Masing-masing sebesar Rp 163 miliar pada Januari, turun menjadi Rp 150 miliar pada Februari, dan Rp 100 miliar pada Maret 2022, sehingga total kerugian di Kuartal I-2022 adalah sebesar Rp 413 miliar.

Selain itu, BNC juga mencatat kenaikan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang cukup tinggi. Tercatat, sekitar 121,4% yoy dari Rp 4,2 triliun pada Kuartal I-2021 menjadi Rp 9,3 triliun pada Kuartal I-2022 atau mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% dari Rp 8,1 triliun pada Kuartal IV-2021 menjadi Rp 9,3 triliun pada Kuartal I-2022, yang paling banyak ditempatkan dari deposito online melalui aplikasi neobank. 

Pertumbuhan juga terlihat pada total aset Bank yang naik sebesar 119,3% yoy dari Rp 5,7 triliun pada Kuartal I-2021 menjadi Rp 12,5 triliun pada Kuartal I-2022, sedangkan bila dilihat  pertumbuhan secara kuartal sebesar 10,5% dari Rp 11,3 triliun pada Kuartal IV-2021 menjadi Rp 12,5 triliun pada Kuartal I-2022.

Tahun 2022, BNC melanjutkan usahanya dalam memenuhi kebutuhan nasabah, antara lain di bidang investasi dengan memperkenalkan product wealth management, seperti reksa dana, saham, asuransi, emas, dan produk lainnya.

Related