Bosch Kenalkan Produk Untuk Pantau Kerumunan Orang

marketeers article
Big surveillance camera is focusing on a human icon as a metaphor of collecting data on society by surveillance systems. 3D rendering

Sistem keamanan dan keselamatan gedung menjadi perhatian khusus. Untuk menciptakan jarak aman, pengelola gedung harus memastikan bahwa orang-orang yang masuk dalam jumlah terbatas. Dalam praktiknya sulit untuk mengatur jumlah orang yang masuk secara akurat.

Merek teknologi otomotif Bosch memanfaatkan momentum ini dengan mengenalkan inovasi terbarunya, PeopleCount. Alat manajemen kerumunan ini dapat diklaim dapat menghitung jumlah pengunjung yang masuk ke dalam satu gedung secara real time .

Bosch Phillips PeopleCount (Sumber: Bosch)

“Kami mengerahkan divisi Building Technology untuk menyediakan solusi manajemen kerumunan mengingat meskipun sudah ada aturan untuk menurunkan kapasitas pengunjung hingga 50%, risiko penumpukan individu di gedung masih sangat tinggi,” kata Dapot Sitanggang, Sales Country Manager Building Technology Division Bosch Indonesia.

Dalam pengadaan teknologi PeopleCount, Bosch bekerja sama dengan Phillips. Berbentuk kamera pengintai yang disematkan aplikasi stand-alone, PeopleCount dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan yang dapat menghitung jumlah orang yang keluar-masuk gedung dalam satu waktu. Angka pengunjung akan ditampilkan secara langsung di layar signage yang diletakkan di pintu masuk lokasi.

Dalam implementasinya, PeopleCount dapat disesuaikan dengan pengaturan jumlah pengunjung yang bisa mengisi suatu gedung. Jika gedung sudah penuh, layar signage akan menampilkan keterangan bahwa kapasitas gedung sudah penuh dan pengunjung yang ingin masuk harus mengantri. Layar ini juga bisa menunjukkan jumlah antrian untuk menotifikasi berapa banyak antrian yang harus mereka lalui.

“Sistem ini bisa dipasang pada semua pintu akses gedung dengan jumlah pengunjung keluar-masuk yang dapat diintegrasi. Dengan demikian, pihak manajemen bangunan juga bisa mengatur jarak aman antar pengunjung secara lebih efektif,” tutup Dapot.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related