BPPT dan President University Kembangkan Techno Park

marketeers article

Tak hanya perang dagang antara Amerika Serikat dan China, wabah penyakit Corona rupanya ikut memengaruhi lambatnya pertumbuhan ekonomi global. Oleh karenanya, semua pihak perlu mengantisipasi hal itu agar pertumbuhan ekonomi di atas 7% yang ingin dikejar pemerintahan Presiden Joko Widodo bisa tercapai. Salah satu cara mengantisipasinya dengan mendongkrak angka investasi yang masuk ke Indonesia.

Untuk membantu capaian tersebut, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bekerja sama dengan dengan President University (PU). Keduanya sepakat mengadakan kerjasama riset pada hari Senin (6/2/2020) di kantor BPPT, Jakarta Pusat. PU sendiri dikenal memiliki kedekatan dengan ribuaan perusahaan multinasional di daerah Jababeka Cikarang, Bekasi dan Karawang. Harapannya, dari kerja sama ini akan muncul 100 Techno Park dan menyedot investasi serta menciptakan lapangan kerja baru.

Setyono Djuandi Darmono, pendiri PU dan Jababeka mengatakan, President University Research Center kini berjasama dengan Korea Indonesia Management Association dan National Taiwan University for Science and Technology yang memiliki record inovasi nomor satu di dunia.

“Apabila sumber daya BPPT dan seluruh fasilitas riset di universitas-universitas negeri di bawah naungan BPPT disatukan dan disinergikan dengan kami, akan menghasilkan techno park baru di Indonesia. Hal ini pun sesuai program pemerintah membangun techno park di setiap kabupaten,” jelas Setyono. 

Di sisi lain, Jababeka juga memiliki visi untuk mengembangkan 100 kawasan industri dengan partner-partner dari mancanegara. Dan, dalam 25 tahun ke depan akan memastikan lulusan universitas mendapat pekerjaan karena memperoleh pengalaman praktek di techno park atau kawasan industri seperti yang sudah dipraktekan mahasiswa PU sejak 2002 di Kawasan Industri Cikarang. 

“Hingga saat ini, PU sudah melakukan kurikulum yang mengharuskan mahasiswa sedini mungkin magang. Harapannya, mereka mendapat pengalaman kerja dan riset yang real seperti diinginkan Menteri Pendidikan Nasional Nadiem Makarim,” tutupnya.

Related