Buka Kolaborasi, Pupuk Indonesia Akan Kembangkan Green Ammonia

marketeers article
Pupuk Indonesia. (FOTO: Dok Pupuk Indonesia)

PT Pupuk Indonesia (Persero) membuka kolaborasi dengan semua pihak untuk merealisasikan proyek energi bersih. Oleh karena itu, perusahaan pelat merah tersebut siap mengembangkan industri green ammonia dan blue ammonia atau amonio hijau dan biru di Indonesia dengan mengadaptasi teknologi dari Jepang dan Jerman.

“Kami terus melakukan pengembangan dengan cost yang efisien. Salah satu strategi dalam transisi energi adalah green ammonia yang menjadi fokus perusahaan saat ini,” kata Jamsaton Nababan, Direktur Portofolio & Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu (1/4/2023).

Jamsaton menjelaskan sesuai komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah dalam transisi energi, Pupuk Indonesia akan mengembangkan industri green ammonia di Indonesia. Ia menegaskan upaya bersama dalam mengembangkan energi bersih perlu dilakukan untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE).

BACA JUGA: Pupuk Kaltim Bakal Bangun Pabrik Urea Baru di Fakfak

Langkah Pupuk Indonesia dalam mengembangkan ekosistem amonia bersih mendapat dukungan dari Jepang dan Jerman. Kementerian Ekonomi, Industri dan Perdagangan Jepang (METI) menilai pengembangan amonia bersih merupakan langkah strategis dalam agenda dekarbonisasi.

Masashi Watanabe, Direktur Fuel Ammonia, Petroleum and LNG Policy Agency for Natural Resource and Energy METI menjelaskan Indonesia memiliki potensi pengembangan clean ammonia yang besar. Langkah pengembangan amonia bersih ini juga dinilai lebih efektif mengurangi emisi karbon hingga 60% lebih besar daripada teknologi co-firing.

“Hal ini sudah terimplementasi di Jepang. Kami bahkan memproyeksikan peningkatan permintaan amonia hingga 30 juta ton pada tahun 2050 mendatang. Indonesia bisa berperan dalam menjadi pemasok amonia ini,” ujar Masashi.

BACA JUGA: Permintaan Tinggi, Penjualan Pupuk SAMF Tembus Rp 3,68 Triliun

Masashi menyampaikan ada beberapa proyek kerja sama antara Jepang dan Indonesia yang dikembangkan untuk meningkatkan ekosistem amonia bersih.

“Kami mendukung penuh Indonesia untuk bisa merealisasikan proyek ini,” ucap Masashi.

Dukungan yang sama juga datang dari Jerman. Vice President Industry Services, TÜV SÜD South Asia Bratin Roy menjelaskan Indonesia merupakan negara dengan pengembangan amonia yang besar. Salah satu tantangan saat ini adalah permodalan dan investasi dalam pengembangan ekosistem clean ammonia ini

Untuk itu, menurut Bratin perlu adanya peningkatan standardisasi hasil dari produksi green ammonia Indonesia.

“Indonesia seperti negara Asia lainnya mempunyai potensi pengembangan clean ammonia yang besar. Itu itu, kami bersama Pupuk Indonesia melakukan kajian bersama untuk meningkatkan standardisasi hasil green ammonia dan memastikan langkah ini benar benar bisa mencapai target pengurangan emisi global,” ujar Bratin Roy.

Amonia merupakan bahan baku utama untuk memproduksi pupuk. Sementara itu, green ammonia dan blue ammonia merupakan amonia yang diproses dan dihasilkan dari sumber energi yang terbarukan. Amonia jenis ini memiliki kandungan karbon rendah, sehingga lebih ramah lingkungan dan dapat menjadi bahan baku pupuk di masa depan.

Related