Buka Sesi Pleno KTT ASEAN, Jokowi Dorong Strategi Ekonomi 20 Tahun

marketeers article
Presiden RI Joko Widodo menyampaikan pandangan saat Plenary Session KTT ke-43 ASEAN di Jakarta Convention Center, Jakarta, Selasa (5/9/2023). MEDIA CENTER KTT ASEAN 2023/M Agung Rajasa/pras.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuka sesi pleno Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Pemimpin ASEAN ke-43 di Jakarta. Dalam pidatonya, kepala negara mendorong para pemimpin negara di kawasan Asia Tenggara untuk mempersiapkan strategi ekonomi dalam jangka waktu 20 tahun ke depan atau hingga 2045.

Jokowi menuturkan saat ini kondisi ekonomi dan politik dunia tengah mengalami tantangan yang sangat berat. Dengan demikian diperlukan kesatuan dan sentralisasi ASEAN untuk menghadapi tantangan tersebut.

BACA JUGA: KTT ASEAN 2023, Fokus ke Pekerja Migran dan Penyelesaian Konflik

“Selain itu, ASEAN juga butuh strategi taktis jangka panjang yang relevan dan sesuai harapan rakyat. Tidak hanya untuk lima tahun ke depan, tapi 20 tahun ke depan sampai 2045,” kata Jokowi, Selasa (5/9/2023).

Menurutnya, ASEAN sebagai bagian dari kawasan Indo-Pasifik juga terus konsisten bekerja keras, baik menggunakan pendekatan inklusif melalui kerja sama Sekretariat ASEAN dengan Sekretariat Pacific Island Forum (PIF) dan Indian Ocean Rim Association (IORA). Termasuk melakukan pendekatan ekonomi dan pembangunan ASEAN-Indo Pacific Forum, sehingga ASEAN bisa berdampak bagi rakyatnya dan juga bagi dunia.

BACA JUGA: Mengintip Cara Unik Jokowi Berdiplomasi pada KTT ASEAN 2023

Jokowi menyebut ASEAN sebagai kapal besar dengan tanggung jawab yang besar pula pada ratusan juta jiwa rakyat di dalamnya. Dengan begitu, diperlukan nakhoda-nakhoda yang berkompeten menjaga laju kapal di tengah badai seperti saat ini.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini mendorong agar seluruh pemimpin ASEAN untuk tetap bersatu dan berkolaborasi. Kebijakan ekonomi diharapkan bisa selaras dengan visi dan misi ASEAN dalam jangka panjang.

“Walaupun harus berlayar di tengah badai, kita sebagai para pemimpin ASEAN harus memastikan bahwa kapal ini mampu terus melaju, mampu terus berlayar, dan kita harus jadi nakhoda di kapal kita sendiri untuk mewujudkan perdamaian, mewujudkan stabilitas, mewujudkan kemakmuran bersama,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related