Bukan Aplikasi Berbagi Foto, Instagram Ikrarkan Perubahan

marketeers article
CHIANG MAI, THAILAND APRIL 22, 2015: A man trying to log in Instagram application using Apple iPhone 6. Instagram is largest and most popular photograph social networking site in the world.

Instagram bukan lagi aplikasi bertukar foto. Hal tersebut ditegaskan langsung oleh Head of Instagram Adam Mosseri melalui video yang diunggah pada Instagram dan Twitter pribadinya. Mosseri menjelaskan mengenai apa yang sedang dilakukan anak perusahaan Facebook tersebut.

Ada empat hal yang menjadi fokus utama Instagram ke depannya yaitu kreator, video, belanja, dan pesan. Mosseri menjelaskan akan mengoptimalkan pemanfaatan keempat aspek ini.

“Kami selalu mencoba membangun fitur baru untuk membantu pengguna mendapatkan pengalaman terbaik. Kami kini fokus pada empat aspek kunci yaitu kreator, video, belanja dan pesan,” ungkap Mosseri.

Ketika bicara mengenai konten, tentunya tidak bisa dilepaskan dari kreator. Dalam beberapa tahun terakhir, kreator telah menjadi pilihan pekerjaan bagi banyak orang. Karena itu, Instagram ingin membantu kreator mendapatkan penghidupan dari apa yang mereka lakukan saat ini.

Fokus selanjutnya adalah video. Setelah pandemi melanda, banyak orang harus tinggal di rumah dan melakukan banyak kegiatan di rumah, tidak terkecuali mencari hiburan. Hal ini menyebabkan pertumbuhan yang luar biasa di dunia maya. Melihat potensi yang ada, Instagram bertekad untuk mengoptimalkan fitur video mereka.

“Kompetisi yang ada saat ini sangat ketat. TikTok merupakan platform besar dan YouTube bahkan lebih besar lagi. Kompetitor kami juga datang dari platform pemula. Jadi, ketika kami melakukan survei dan menemukan bahwa pengguna Instagram datang untuk mencari hiburan, kami makin menyadari ada banyak hal yang bisa dilakukan dan kami harus mengambil peluang tersebut,” tutur Mosseri.

Instagram terus bereksperimen untuk mengetahui apa yang diinginkan penggunanya. Melalui berbagai hal yang telah dilakukan, Instagram menegaskan keinginan untuk menggarap fitur video secara lebih dalam.

Pengguna Instagram tentunya dapat melihat dari berbagai fitur anyar yang hadir beberapa tahun terakhir. Mulai dari IGTV untuk durasi video lebih panjang, Stories yang memberikan keleluasaan berkreasi, dan Reels yang tampaknya akan menyaingi konten TikTok.

Selain bicara dari segi kontennya, Instagram juga ingin menyempurnakan kemampuan mereka untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Kali ini dari sisi belanja. Bukan lagi hal baru bagi pengguna yang ingin berbelanja melalui Instagram. Menyadari tingginya transaksi berbelanja melalui platformnya, Instagram juga ingin memanfaatkan tren ini.

“Pandemi tidak perlu dipertanyakan lagi dampaknya untuk mengakselerasi aktivitas berbelanja dari offline ke online. Kami juga ingin mengoptimalkan layanan kami dengan memanfaatkan tren tersebut,” jelas Mosseri.

Terakhir, fokus pada pertukaran pesan. Instagram menemukan bahwa cara orang untuk tetap terhubung dengan teman dekat telah berubah setidaknya dalam lima tahun terakhir. Salah satunya terlihat pada pertukaran pesan, terlepas dari produk seperti Feed dan Stories di Instagram.

“Kami menyadari akan ada banyak perubahan yang terjadi di tengah berjalannya rencana kami. Tapi, apa yang kami lakukan saat ini bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam waktu semalam. Kami akan terus terbuka mengenai banyak hal yang kami kerjakan dan berharap Anda menyukainya,” tutup Mosseri.

Related