Bukan Tren Sesaat, ESG Kini Jadi Fondasi Bisnis Berkelanjutan Brand Lokal

Penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di Indonesia menunjukkan dinamika yang semakin positif dalam beberapa tahun terakhir. Semakin banyak perusahaan dan investor menyadari pentingnya pendekatan berkelanjutan, mendorong brand lokal untuk tidak sekadar mengikuti tren, melainkan membangun strategi jangka panjang berbasis ESG.
Kini, keberlanjutan menjadi faktor penting dalam keputusan konsumen saat memilih produk. Survei PricewaterhouseCoopers (PwC) tahun 2023 mencatat bahwa 80% konsumen Indonesia bersedia membayar lebih untuk produk dari brand yang berkomitmen pada isu sosial dan lingkungan.
Temuan ini mempertegas bahwa tekanan regulasi dan meningkatnya ekspektasi pasar telah menjadikan ESG sebagai kebutuhan strategis, bukan sekadar pelengkap citra merek.
Menurut data yang dihimpun Hypefast, brand lokal yang mengintegrasikan prinsip ESG memiliki peluang besar untuk meningkatkan daya saing sekaligus mendorong pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Achmad Alkatiri, CEO Hypefast, menegaskan bahwa penerapan ESG tidak hanya tentang memenuhi regulasi atau tuntutan global, tetapi juga membangun loyalitas pelanggan melalui komitmen nyata terhadap keberlanjutan.
BACA JUGA: SANF Terapkan Prinsip ESG lewat Program Pendidikan Inklusif
“Untuk itu, diperlukan sinergi kuat antara pemangku kebijakan dan pelaku usaha agar brand lokal dapat mengadopsi prinsip ESG secara lebih efektif,” ujar Achmad dalam siaran pers kepada Marketeers, Rabu (23/4/2025).
Sejalan dengan itu, kesadaran konsumen Indonesia terhadap praktik keberlanjutan juga semakin matang. Industri mulai memahami bahwa sustainability, ethical sourcing, dan praktik bisnis yang bertanggung jawab bukan lagi pilihan tambahan, melainkan bagian integral dari strategi bertumbuh di pasar global yang kian kompetitif.
Perubahan perilaku konsumen ini mendorong brand lokal untuk mengintegrasikan prinsip ESG secara lebih konsisten dalam operasional mereka.
Contoh konkret dapat dilihat dari Luxcrime, brand kecantikan lokal di bawah naungan Hypefast. Dalam upaya memperkuat komitmennya terhadap keberlanjutan, Luxcrime berkolaborasi dengan Seven Clean Seas, organisasi internasional yang berfokus pada pembersihan lautan.
Setiap pembelian produk skin tint berkontribusi pada pengangkatan tiga botol plastik dari laut, sekaligus menjadi bagian dari kampanye penggunaan kemasan ramah lingkungan.
Tak berhenti di situ, pada akhir 2024, tim Luxcrime terjun langsung ke pesisir Bengkong, Batam, untuk membantu membersihkan lebih dari 550 kilogram sampah plastik dan mengunjungi Materials Recovery Facility guna memahami lebih dalam proses daur ulang.
BACA JUGA: Bos BNP Paribas Beberkan Strategi Cuan Investasi ESG
“Kami percaya bahwa kecantikan bukan hanya tentang penampilan, tetapi juga tentang kontribusi nyata terhadap lingkungan. Inisiatif ini menjadi bentuk komitmen kami untuk menjadi brand yang bertanggung jawab dan relevan dengan kebutuhan masa kini,” ujar Melisa Andriani, General Manager Luxcrime.
Fenomena ini menunjukkan bahwa brand lokal tidak hanya mampu menyesuaikan diri dengan perubahan global, tetapi juga memiliki potensi besar untuk memimpin transformasi menuju bisnis yang lebih berkelanjutan.
Dengan dinamika pasar yang terus bergerak ke arah keberlanjutan, masa depan brand lokal Indonesia kini bertumpu pada seberapa konsisten mereka mengintegrasikan prinsip ESG dalam setiap langkah bisnisnya.
Editor: Eric Iskandarsjah Z