Buku Panduan Facebook Ajak Pengguna #NyamandiSosmed

marketeers article

Media sosial kini seakan menjadi dunia kedua tempat hidup manusia. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepat, media sosial menjadi sumber informasi utama untuk mendapatkan kabar terkini.

Semakin luasnya akses media sosial, timbullah konsekuensi yang mana semua orang bisa berpendapat dan menyebarkan informasi. Baik berdasarkan fakta maupun sekadar opini yang tidak terkonfirmasi. Kebebasan ini kerap menimbulkan hoax atau berita bohong yang membuat media sosial tidak nyaman.

“Setiap hari, ada banyak orang yang bergantung pada Facebook, Instagram, dan WhatsApp untuk berinteraksi dengan ragam informasi dan teman-teman mereka. Sirkulasi informasi yang tidak bisa dibendung itu seringkali menimbulkan noise yang membuat tidak nyaman. Untuk itu, pada tahun 2021 ini Facebook mengenalkan kampanye #NyamandiSosmed sebagai alat agar media sosial menjadi kanal komunikasi yang sehat,” papar Ruben Hattari, Kepala Kebijakan Publik Facebook Indonesia.

Meneruskan kampanye #NyamandiSosmed, Facebook mengenalkan buku panduan Anti-Ribet. Buku ini dapat digunakan agar pengguna media sosial dapat mengonsumsi informasi di media sosial dengan lebih nyaman.

Anti-Ribet hadir lewat kolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika Republik Indonesia (Kemkominfo RI). Dalam buku ini, Facebook memandu penggunanya untuk memahami pentingnya menjaga keamanan dan memperkuat privasi di ranah daring.

“Kami menjelaskan secara rinci ragam fitur yang bisa dimanfaatkan untuk menjaga keamanan akunnya. Sehingga, pengguna bisa menikmati pengalaman daring optimal,” tambah Ruben.

Sejumlah panduan menjaga privasi dijelaskan secara rinci. Seperti sistem autentikasi dua langkah dan pemeriksaan keamaan Facebook utnuk memastikan akun sudah benar-benar terlindungi. Buku ini juga membahas sejumlah isu keamanan seperti penipua daring dan pembajakan akun. Menurut Ruben, pengguna harus memiliki awareness terhadap isu-isu ini agar mereka semakin atentif ketika menggunakan media sosial.

Facebook mengemas buku panduannya dalam bahasa sehari-hari yang menyenangkan. Hal ini dilakukan agar buku panduan ini mudah dipahami oleh pengguna Facebook dari berbagai kalangan.

“Media sosial merupakan komunitas besar yang harus dijaga, terutama saat akselerasi digital sedang marak terjadi seperti sekarang. Adanya upaya edukasi ini menjadi cara untuk memastikan keamanan dan kenyamanan daring, sekalius membangun kepercayaan digital masyarakat Indonesia,” tutup Ruben.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related