BUMD Harus Menangkan Hati Pelanggan dengan CI-EL

marketeers article

Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia saat ini didominasi oleh generasi Y  mencapai 25,87% dan generasi Z sekitar 27,94%. Tak jarang kesenjangan generasi menjadi tantangan yang sedang dihadapi oleh beberapa industri tanah air. 

Anang Supardi, Senior Executive Facilitator MarkPlus Institute, memaparkan bahwa generasi Y dan Z merupakan masyarakat modern yang kreatif dan melek digital. Oleh sebab itu, pendekatan yang tepat diterapkan ialah creativity, innovation, entrepreneurship, leadership (CI-EL).

“Tiap generasi memiliki karakter yang berbeda. Hal ini bisa dilihat dari bagaimana Generasi Y dan Z mampu menghasilkan usaha yang kreatif dan inovatif, baik dari produk maupun kemasan yang ditawarkan. Bahkan, tak jarang mereka memikirkan merek sebelum menjual yang mencerminkan mereka memiliki jiwa entrepreneurship,” ungkap Anang pada acara virtual Pemberdayaan BUM Desa Melalui Pola Pikir CI-EL Senin, (27/09/2021).

Menurutnya, kreativitas adalah proses individu atau kelompok menghasilkan produk baru yang bermanfaat dalam konteks sosial. Ia menambahkan untuk menjadi sosok yang kreatif, seseorang perlu percaya diri atas kreativitasnya dan didukung oleh kultur birokrasi yang mampu mendorong ide kreatif. Terkait elemen dalam berpikir kreatif, ia mengungkap seseorang dapat menggunakan model RARE yakni raise, add, reduce, eliminate.

Raise adalah memperbesar proses, pengalaman, fitur hingga model yang sudah ada. Lalu add, menambah proses, pengalaman, fitur hingga model lain. Reduce,  dengan mengurangi proses, pengalaman, fitur hingga model yang sudah ada. Eliminate, merupakan langkah menghilangkan proses, pengalaman, fitur hingga model yang sudah ada.

Sementara terkait inovasi, ia menegaskan bahwa inovasi merupakan proses pemberian solusi untuk menyelesaikan masalah yang dialami masyarakat seperti memenuhi aspek keinginan, kelayakan, dan kelangsungan hidup. Tipologi dari inovasi antara lain inovasi produk atau layanan, inovasi pada proses, inovasi organisasi, inovasi manajemen dan inovasi pemasaran.

Kewirausahaan dengan kreativitas untuk menemukan cara baru. Baik dalam menggali kesempatan atau dalam mengelola risiko. Ia menyampaikan, nilai kewirausahaan,  yakni sebagai pencari peluang, pengambil risiko dan menjalin kolaborasi.

“Kolaborasi mampu mengatasi kesenjangan dari kedua belah pihak dengan memberikan keuntungan bersama seperti terciptanya nilai tambah dan mengurangi maupun membagi risiko,” katanya.

Tak lupa, ia menjelaskan bahwa peran kepemimpinan mampu membawa pengaruh bagi orang lain. Dari sisi psychality (PQ), intellectuality (IQ), emotionality (EQ), dan spiritually (SQ).

“Sebagai Badan Usaha Milik Desa (BUMD), fungsi CI-EL itu untuk terus mendorong kreativitas, inovasi, kewirausahaan dan kepemimpinan untuk memenuhi keinginan dan kebutuhan dari pelanggan. Karena pelanggan yang senang adalah pelanggan yang keinginan dan kebutuhannya  terpenuhi, sehingga nantinya pelanggan akan membeli terus menerus,” tutup Anang.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related