BUMN Semakin Gesit Raih Peluang

marketeers article
Antisipasi Krisis pada 2023, BUMN Siap Jadi Off Taker Bahan Pangan. (FOTO: Dok Kementerian BUMN)

Indonesia memiliki ratusan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di berbagai sektor. Menurut data Kementerian BUMN, jumlah BUMN pernah mencapai 147 perusahaan. Di antara BUMN itu, banyak yang memiliki anak-anak usaha yang jumlahnya sangat tidak sedikit. Ada sekitar 800 perusahaan yang merupakan anak dan cucu BUMN. 

Namun, di era Menteri BUMN Erick Thohir, kementerian ini melakukan peleburan untuk BUMN dan anak cucu usahanya. Setelah dilakukan konsolidasi BUMN, hingga Juni 2020, jumlah perusahaan pelat merah ini menjadi 107 perusahaan.

“Pada situasi pandemi COVID-19 merupakan saat yang tepat untuk melakukan restrukturisasi untuk memperkuat posisi BUMN baik posisi keuangan maupun posisi dalam industri. Bila sebelumnya, ada  142 BUMN, sekarang ini tinggal 107 BUMN. Ini akan kita turunkan terus, kalau bisa ke angka 80 BUMN,” kata Erick yang dianugerahi Entrepreneurial Marketing Minister Award 2020 oleh MarkPlus, Inc.

Erick melanjutkan, seluruh perusahaan BUMN ini nantinya akan dikelompokkan dalam beberapa subholding. Selain itu, nantinya juga ada 14 klaster perusahaan yang akan memudahkan menteri dan wakil-wakilnya lebih mudah untuk melakukan pengawasan. Memang, Erick memilih konsep subholding BUMN dari pada superholding BUMN yang pernah muncul di era sebelumnya.

Untuk terus mendorong BUMN menatap masa depan dan mencari peluang-peluang baru, Kementerian BUMN meluncurkan logo baru. Logo baru ini sekaligus menjadi simbolisasi dari visi dan misi kementerian maupun seluruh BUMN dalam menatap era kekinian yang penuh tantangan sekaligus kesempatan.

Erick mengatakan makna dari perubahan logo ini adalah bagaimana BUMN harus terus adaptif pada perubahan suasana zaman. Sekalipun zaman berubah, namun tetap ada karakter yang bertahan, yakni jati diri dan budaya bangsa. 

“Logo ini mencerminkan bagaimana kita tetap tidak melupakan jati diri dan budaya kita sebagai bangsa yang besar dan kuat. Hal itu menjadi ciri dari lambang Garuda. Jati diri itu dibalut dengan nuansa inovasi sebagai bagian dari warna zaman saat ini. Selain itu, menjadi simbol kolaborasi yang menjadi kekuatan bangsa ini yang tertuang dalam budaya gotong royong,” ujar Erick.

Pada pertengahan tahun ini, Presiden Joko Widodo menunjuk Erick Thohir sebagai  Ketua pelaksana Tim Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dan Penanganan COVID-19. Penunjukan ini sangat tepat, karena Menteri BUMN ini dipandang memiliki sense of crisis yang sama dengan Presiden Joko Widodo.

Selain itu, Erick dipandang paling tepat karena memiliki dukungan infrastruktur. Tentunya, infrastruktur yang dimaksud adalah jajaran BUMN yang bergerak di hampir semua sektor, seperti pelayanan publik, pangan, kesehatan, konstruksi, dan lainnya. Sektor-sektor itu  mampu menggerakkan perekonomian dalam negeri dan menangani persoalan kesehatan akibat penyebaran COVID-19.

Kesigapan menteri ini terbukti. Erick segera membuat langkah-langkah, baik dalam pemulihan ekonomi nasional hingga upaya penuntasan pandemi. Ia segera mendorong percepatan pembuatan vaksin COVID-19. Bahkan, sebelum terpilih sebagai Ketua Pelaksana Tim PEN dan Penanganan COVID-19, ia sudah meminta BUMN di bidang farmasi untuk mengembangkan vaksin.

Dalam upaya pemulihan ekonomi nasional, Erick juga bergerak dengan cepat. Latar belakangnya sebagai pengusaha memudahkannya untuk mendekati para pengusaha agar terlibat dalam upaya pemulihan ekonomi. Erick menyerap aspirasi dan masukan para pengusaha terkait upaya menggerakkan roda perekonomian sektor riil.

    Related