Buzz Marketing: Strategi Viralitas di Dunia Maya

marketeers article
Ilustrasi: 123RF

Buzz marketing adalah istilah yang sedang ramai dicari para pegiat brand untuk mendulang viralitas di dunia digital, khususnya di media sosial. Saat ini, media sosial berkembang dengan pesat dan berpengaruh pada strategi pemasaran yang juga semakin menarik dan beragam.

Media sosial menjadi alat yang paling efektif untuk menyebarkan informasi dan mengenalkan produk. Jika Anda sering melihat berbagai konten media sosial menjadi viral hanya dalam sekejap, ternyata hal tersebut dapat terjadi karena dikelola sebagai strategi pemasaran. Strategi ini disebut Buzz Marketing yang bertujuan untuk menciptakan viralitas dan keramaian di sosial media. 

Anda penasaran dengan Buzz Marketing ini? Cari tahu lebih dalam dengan membaca artikel berikut ini: 

Apa yang dimaksud dengan Buzz Marketing?

Mengutip dari Tech Target, Buzz Marketing adalah sebuah teknik viral marketing yang berfokus pada memaksimalkan potensi word-of-mouth dalam sebuah campaign dan iklan produk. Dalam penerapannya, strategi ini dapat memicu terjadinya percakapan dengan jangkauan yang sangat luar di berbagai platform sosial media. 

Konten iklan yang disampaikan dengan buzz marketing dapat mendorong orang untuk membicarakan produk/layanan. Hal ini akan meningkatkan brand awareness produk secara cepat hanya melalui platform online. Selain itu, strategi ini juga dapat dimaksimalkan dengan menggunakan jasa influencer sebagai key opinion leader yang memiliki audiens dalam skala besar. 

Pelaku dari buzz marketing ini adalah para buzzer yang menggunakan media sosial, seperti Instagram, TikTok, Facebook, dan Twitter. Keberadaan buzzer ini dapat memberikan dampak bagi produk, baik itu untuk mengenalkan produk baru, meningkatkan followers, traffic dan engagement, maupun memperluas jangkauan pasar.

Konten yang disajikan biasanya bukanlah konten iklan biasa karena konten ini harus dapat mendorong orang untuk membicarakannya sepanjang waktu. 

Baca juga: Cerdas Mainkan Emosi dengan Viral Marketing

Kelebihan dan kekurangan buzz marketing

Strategi pemasaran apapun tentu memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Sebagai seorang marketeer, Anda perlu mempertimbangkan hal tersebut. Anda perlu mengevaluasi apakah strategi tersebut dapat sesuai dengan target audiens yang ingin Anda sasar. 

Berikut kelebihan dari buzz marketing:

Hemat biaya

Ketika Anda melakukan strategi secara online yang cenderung lebih ekonomis dibandingkan strategi pemasaran konvensional. bisa jadi buzz marketing ini akan lebih hemat biaya ketimbang mengerahkan strategi above the line yang padat modal. 

Luasnya jangkauan pasar

Ketika buzzer beraksi di media sosial yang tidak memiliki batasan geografis, bahkan seluruh dunia, jangkauan kampanye Anda bisa semakin luas. Namun, balik lagi apakah jangkauan yang luas tersebut masih masuk ke dalam strategi Anda.

Mendorong peningkatan penjualan

Secara umum, strategi ini dapat meningkatkan brand awareness produk. Semakin banyak orang mengenal produk Anda, maka semakin besar kemungkinan orang tertarik membeli produk yang Anda kampanyekan. Namun, Anda juga perlu mendesain konsep iklan yang tepat dan efektif. 

Menciptakan viralitas

Tujuan dari strategi ini adalah membuat orang-orang di media sosial membicarakan kampanye Anda. Viralitas ini tentu dapat terbangun dari konten iklan yang juga menarik. 

Mendapatkan feedback dari pelanggan

Di dalam Buzz Marketing tidak hanya melibatkan buzzer, tetapi juga pelanggan Anda. Mereka dapat secara langsung terlibat untuk memberikan validasi terhadap kampanye yang Anda lakukan dengan memberikan feedback mereka. 

Sementara itu, teknik ini juga memiliki kekurangan. Kekurangan dari Buzz Marketing yang perlu Anda pertimbangkan adalah soal kompleksitas dari proses strategi ini sendiri.

Dalam menciptakan viralitas tentu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Penggunaan jasa buzzer pun juga dapat dilakukan, namun jelas tidak memberikan Anda jaminan atas keberhasilan dari strategi ini. Sebab itu, strategi ini memerlukan konsistensi yang tinggi. Selain itu, sebelum menerapkan strategi ini, Anda juga dapat melakukan percobaan agar iklan dan kampanye Anda menjadi viral. 

Baca juga: Kolaborasi Viral Marketing dan Sosial Media

Contoh Buzz Marketing yang Sukses

Salah satu Buzz Marketing yang berhasil adalah strategi yang dilakukan Apple. Selama bertahun-tahun, Apple hadir sebagai sebuah brand yang memiliki brand identity yang sangat kuat sebagai sebuah produk yang berkualitas, mewah, dan exclusive. Hingga saat ini, orang selalu memperbincangkan brand Apple, termasuk setiap kali Apple mengeluarkan produk baru.

Hal ini bermula pada era Steve Jobs di mana ia selalu menggunakan kalimat pemantik “one more thing…” di akhir presentasi peluncuran produk. Kalimat itu menjadi sebuah tradisi Apple ketika melakukan peluncuran produk baru. Kalimat itu menggiring persepsi dan opini publik bahwa Apple tidak hanya berhenti pada produk tersebut, melainkan di masa depan akan kembali melakukan inovasi yang luar biasa bagi pelanggan loyal Apple.

Dengan hanya satu kalimat, Apple mampu mendorong orang untuk penasaran dan membicarakan produk tersebut dalam jangka waktu lama. Strategi ini digunakan pada saat meluncurkan produk baru iMac G4, iPod Mini, dan juga MacBook Pro. Meskipun Steve Jobs tidak lagi ada, namun kekuatan dari brand Apple masih sangat mempengaruhi banyak orang hingga saat ini.

Baca juga: S3 Marketing: Kerek Penjualan dari Konten Viral

Kesimpulannya, buzz marketing adalah sebuah kampanye yang bertujuan untuk mendorong orang membicarakan produk yang dikampanyekan. Buzz Marketing ini membuat perusahaan harus menciptakan konsep marketing yang tidak biasa agar dapat menarik perhatian lebih banyak orang. Sebelum menerapkan strategi ini, Anda perlu mempertimbangkan kelebihan dan kekurangan dari strategi ini.

Anda juga dapat mempelajari bagaimana perjalanan keberhasilan dari Buzz Marketing ini dari perusahaan besar, seperti Apple, Starbucks, Wendy’s, dan lainnya. Namun, jika Anda baru memulai bisnis, Anda tetap bisa menggunakan strategi pemasaran ini sesuai dengan kapasitas dan kemampuan perusahaan Anda. 

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related