Bye Bye Smartphone Era, Selamat Datang IoT Era

marketeers article

Tidak bisa dipungkiri bahwa saat ini banyak aktivitas yang mayoritas manusia lakukan melalui layar smartphone. Mulai dari membaca berita, berbincang, hingga melakukan belanja. Tren ini sudah terjadi dalam sepuluh tahun terakhir berkat perkembangan teknologi dan terjangkaunya akses data. Namun, memasuki tahun 2021 mendatang dan ke depannya, diprediksi akan masuk ke dalam era baru teknologi yakni IoT (Internet of Things) era.

Hal ini disampaikan oleh Devi Attamimi selaku Executive Director Strategy Hakuhodo International Indonesia pada ajang Asean Marketing Summit, Senin (9/11). Dalam paparannya Devi menjelaskan bahwa pada 2021 mendatang jumlah perangkat IoT akan mengungguli jumlah smartphone yang beredar.

IoT mungkin masih terkesan sebagai perangkat yang canggih dan rumit bagi sebagian orang. Namun, beberapa perangkat sudah mulai digunakan oleh konsumen di Indonesia. Seperti Smart TV, Smart Watch, dan Smart Lamp dan Vacuum serta perangkat-perangkat lainnya.

“Perangkat IoT ini bisa apa saja, asalkan terkoneksi secara remote dengan jaringan Internet,” jelas Devi.

Lantas apa keunggulan era ini baik untuk konsumen dan merek. Pada dasarnya perangkai IoT menangkap dan mengumpulkan data. Baik data terkait perilaku, film yang ditonton, musik yang didengarkan, produk-produk keseharian yang dipakai, hingga pola aktivitas dan masalah kesehatan. Data tersebut dikumpulkan dan menjadi sebuah big data.

Masyarakat secara sadar dan tidak sadar telah menggunakan perangkat IoT selama rutinitas harian. Seperti membaca berita, melihat arus lalu lintas, hingga memesan makanan. Beberapa negara maju sudah memungkinkan penggunanya untuk melakukan aktivitas yang rumit. Namun di Indonesia sepertinya masih dalah skala aktivitas yang sederhana.

IoT bisa memberikan prediksi dan rekomendasi yang sesuai dengan pola ‘majikannya’ atau sederhana adalah penggunanya. Hal ini diterangkan oleh Devi bahwa Ketika memasuki era IoT maka masyarakat akan masuk ke pola Assitive Media. Sebuah konsep yang berbeda ketika di era smartphone yang masih pada pola Personalized Media.

Assitive Media adalah era di mana teknologi membantu penggunanya untuk menjalan hidup yang optimal,” terangnya.

Contoh, ketika penggunanya menggunakan perangkat IoT pada kulkas, maka kulkas tersebut bisa menbaca produk apa saja yang ada di dalamnya. Dan, ketika produknya sudah mau habis, maka IoT di dalamnya bisa merekomendasikan kepada penggunanya untuk membeli produk yang sudah mau habis. Bahkan dalan tataran yang tinggi, IoT tersebut bisa langsung memesan sendiri.

Nah, tentunya ini ada sisi positif dan negatifnya. Namun, berdasarkan riset yang dilakukan oleh Hakuhodo, disebutkan bahwa mayoritas orang Asean cenderung bersifat positif dengan perkembangan IoT. Bahkan 72% orang Indonesia meyakini bahwa kehadiran IoT akan membantu kehidupan mereka.

Related