Cap Bali kembali tampil dalam panggung Indonesia Fashion Week (IFW) 2025 di Jakarta. Merek fesyen yang digagas oleh Putu Fitri Ertaningsih ini mempersembahkan koleksi bertajuk Tropical Peacock, yang tak hanya mengusung estetika tropis khas Bali, tetapi juga menyimpan cerita tentang pemberdayaan perempuan dan komitmen terhadap keberlanjutan.
Didirikan pada 2014, Cap Bali lahir dengan tujuan untuk menggabungkan kekayaan budaya lokal dengan nuansa santai yang melekat pada iklim tropis. Seluruh proses kreatif, mulai dari penciptaan motif hingga produksi akhir dikerjakan secara internal dengan sentuhan teknik tradisional seperti handprint dan tenun.
“Pendekatan ini bukan sekadar gaya, tetapi cara untuk tetap terkoneksi dengan akar budaya sambil menjawab kebutuhan gaya hidup modern. Kami ingin menciptakan pakaian yang bukan hanya nyaman, tetapi juga menyatu dengan identitas lokal,” ujar Fitri dalam siaran pers kepada Marketeers, Senin (2/6/2025).
Dalam koleksi Tropical Peacock, Cap Bali mengangkat simbol burung merak sebagai elemen visual utama. Inspirasi ini datang dari pengalaman masa kecil Fitri yang pertama kali melihat burung merak dan terkesan oleh warnanya yang mencolok dan gerakannya yang anggun.
BACA JUGA: Strategi Nobby Perkuat Posisi di Industri Modest Fashion di IFW 2025
Motif tersebut diinterpretasikan dalam irama desain yang lembut namun tegas, menyiratkan kekuatan dan keanggunan perempuan Bali. Koleksi ini hadir dalam warna pastel seperti biru langit, hijau dedaunan, dan pink lembut, dengan potongan kasual yang disesuaikan untuk iklim tropis.
Di balik tiap helai busana yang ditampilkan, merek ini menyelipkan upaya nyata dalam pemberdayaan perempuan. Hingga kini, lebih dari 90% tenaga kerja Cap Bali adalah perempuan dari wilayah sekitar Mas-Ubud dan Sanur.
Banyak di antaranya merupakan tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) jurusan Tata Busana yang kemudian mendapatkan pelatihan tambahan dari workshop Cap Bali.
BACA JUGA: Jakarta Jadi Inspirasi Utama Kampanye IFW 2025 Bertajuk “Ronakultura”
Strategi komunikasi merek juga tak lepas dari pendekatan kolaboratif berbasis komunitas. Dukungan dari para sahabat merek, termasuk figur publik, pejabat kementerian, dan tokoh industri kreatif, menjadi bagian dari narasi yang terbangun secara organik.
Kehadiran mereka memperkuat posisi Cap Bali sebagai bagian dari ekosistem kreatif nasional yang inklusif. Koleksi Tropical Peacock juga memperlihatkan bagaimana Cap Bali secara konsisten mengadopsi praktik less waste. Salah satunya melalui pemanfaatan limbah kain perca untuk diolah menjadi produk baru yang bernilai ekonomis.
Pilihan material seperti rayon yang ringan dan ramah lingkungan menjadi bagian dari upaya memperkuat nilai keberlanjutan dalam setiap produk. Kehadiran merek di IFW 2025 menjadi refleksi dari strategi merek yang memadukan estetika, nilai sosial, dan pendekatan komunitas.
Lewat visual yang kuat dan narasi yang terstruktur, Cap Bali menunjukkan bahwa mode bisa menjadi medium ekspresi yang tidak hanya indah dipandang, tetapi juga bermakna dan berdampak.
Editor: Ranto Rajagukguk