Siasat AccorHotels Pertahankan Okupansi 80%

marketeers article
MARAT/ZOOM ZOOM Photographers © 2010

Di tengah persaingan hotel berbintang di Indonesia, operator hotel asal Prancis AccorHotels masih mempertahankan tingkat keterisian kamar sebesar 80%. Banyak program yang dilakukan Accor untuk menjaga okupansi. Salah satunya merevitalisasi hotel-hotel lama.

“Kami selain menambah hotel baru, juga melakukan renovasi di hotel lama kami. Produk baru dibuka, produk lama di-update. Sehingga customer menjadi happy. Performa hotel pun bagus,” terang Adi Satria, Vice President Sales, Marketing & Distribution AccorHotels Malaysia-Indonesia-Singapura kepada Marketeers beberapa waktu lalu.

Adi bilang, tahun ini, AccorHotels menambah setidaknya 21 hotel baru di Indonesia, di mana hampir setengahnya adalah ekspansi jaringan hotel kelas ekonomi miliknya, yaitu ibis.

Di keluarga ibis, hotel-hotel yang baru dibuka antara lain, ibis Styles Bali Petitienget (134 kamar), ibis Bali Legian Street (106 kamar), ibis Jakarta Harmoni (212 kamar), ibis Budget Surabaya HR Muhammad (148 kamar), dan ibis Manado City Center Boulevard (154 unit).

“Kami juga akan membuka ibis Styles Makassar Sam Ratulangi, ibis Styles Bogor, ibis Styles Cikarang, dan ibis Budget Tanah Abang hingga akhir tahun 2016,” tutur Xavier Cappelut, Vice President Operations Economy Hotels untuk ‎AccorHotels Indonesia-Malaysia.

Selain menambah hotel baru, AccorHotels, lanjut Adi, juga memperkuat distribusi penjualan kamar melalui aplikasi dan situs AccorHotels.com. Aplikasi itu, selain untuk melakukan reservasi kamar, juga bisa untuk melakukan pemesanan meja untuk restoran-restoran yang ada di AccorHotels.

Adi bilang, dengan strategi ini, average occupancy rate (AOR) atau rerata okupansi hotel bisa stabil di angka 80%. Begitu juga dengan rerata harga kamar per malam atau average daily rate (ADR) yang ditaksir bisa mengalami peningkatan.

“Kami mengadopsi (teori) supply dan demand. Kalau lagi full, rate-nya naik. Kalau market lagi soft, kami buat demand driven untuk menaikkan RevPar (revenue per available room),” terang Adi.

Slow season di dunia perhotelan Tanah Air, terjadi justru pada masa puasa Ramadan. Maka itu, AccorHotels menciptakan demand dengan membuat program khusus Ramadan di 47 hotel keluarga ibis yang tersebar di 16 kota. Hal ini diharapkan dapat memberikan alasan para tamu untuk menginap di hotel.

“Dengan create demand, kita bisa meng-grab pasar dari hotel-hotel lain. Pie-nya mungkin sama, tapi market share kita mungkin membesar,” terang Adi.

Adi menambahkan, saat ini, pihaknya juga memberikan promosi dan insentif bagi loyalty member LeClub Accor. Adi mengataan, LeClub berkontribusi 20%-25% dari total penjualan AccorHotels.

Editor: Sigit Kurniawan

Related