Delegasi yang efektif sangat penting bagi kesuksesan manajerial karena dapat memberdayakan karyawan dan meningkatkan produktivitas. Namun, penelitian terbaru menunjukkan bahwa karyawan justru sering merasa terbebani, sehingga bisa merusak hubungan kerja.
Sebagaimana dijelaskan dalam Harvard Business Review, studi yang melibatkan 2.478 peserta itu menemukan bahwa mendelegasikan tanggung jawab pengambilan keputusan, dibandingkan dengan hanya meminta saran, membawa ‘biaya’ interpersonal yang signifikan.
Karyawan yang diminta untuk mengambil keputusan sering merasa ini tak adil, sehingga mereka cenderung enggan membantu manajer yang sama di masa depan. Penelitian juga menemukan bahwa orang lebih memilih untuk bekerja dengan manajer yang meminta saran, ketimbang yang mendelegasikan keputusan.
BACA JUGA: Teknik Kepemimpinan untuk Genjot Kinerja Tim, Motivasi Pekerja!
Dampak negatif itu sejatinya bisa diatasi dengan sejumlah cara, salah satunya mendelegasikan keputusan yang membawa hasil positif. Dalam penelitian, peserta lebih bisa menerima delegasi ketika keputusan terkait bonus dibandingkan pemecatan.
Kedua, berikan tanggung jawab keputusan sesuai dengan peran karyawan. Delegasi keputusan dianggap lebih adil ketika tanggung jawab tersebut sesuai dengan peran karyawan, seperti memilih lokasi cabang baru untuk seseorang yang bertanggung jawab atas real estate.
Ketiga, batasi dampak keputusan pada rekan kerja. Karyawan lebih bersedia mengambil keputusan jika konsekuensinya hanya memengaruhi diri mereka sendiri.
BACA JUGA: Hilang Minat? Ini 4 Cara Praktis agar Kembali Bergairah di Tempat Kerja
Dengan kata lain, manajer harus bijak dalam memilih kapan dan bagaimana mendelegasikan keputusan kepada karyawan. Terutama, dalam konteks keputusan yang sensitif atau berdampak negatif.
Dengan mempertimbangkan keadilan dan relevansi keputusan, delegasi dapat lebih diterima dan memberdayakan karyawan, tanpa merusak hubungan kerja.
Editor: Ranto Rajagukguk