Cara Mengaplikasikan Prinsip Game dalam Strategi Pemasaran (1)

marketeers article
Ilustrasi. (FOTO: 123rf)

Sebuah bisnis akan berkelanjutan jika produk atau jasanya terus digunakan oleh konsumennya. Oleh karena itu, merek menggunakan berbagai strategi pemasaran untuk menarik konsumen tetap melakukan pembelian ulang secara terus-menerus.

Strategi untuk membuat konsumen tetap setia terhadap suatu merek bisa dicontohkan bagaimana sebuah game bisa dimainkan banyak orang. Ini bisa terlihat satu produk game bisa membuat orang kecanduan untuk terus memainkannya.

Ignatius Untung, Praktisi Marketing & Behavioral Science menuturkan di era digital saat ini, game menjadi lekat dengan kehidupan banyak orang. Bahkan, faktanya, anak-anak tidak bisa lepas dari smartphone karena adiksi terhadap sebuah game.

BACA JUGA: BSI Sebut Layanan ATM Antarbank Sudah Pulih

Namun, di sisi lain, banyak brand owner saat ini kesulitan membawa konsumennya untuk “candu” terhadap produk yang ditawarkan. Oleh karena itu, prinsip-prinsip dalam game dinilai bisa diaplikasikan agar produk suatu merek terus dibeli konsumennya.

“Banyak prinsip-prinsip dari game bisa diaplikasikan atau diadopsi oleh brand. Gimana bikin ketergantungan (konsumen) pada level tertentu,” kata Untung dalam YouTube Marketeers TV dikutip, Rabu (10/5/2023).

Social Influence

Untung menilai sebuah game menjadi dikenal luas hingga membuat pemainnya ketergantungan karena adanya social influence (pengaruh sosial). Seseorang mulai mencoba sebuah produk game karena penasaran dan melihat banyak di sekitar memainkannya.

Di sisi lain, adanya perasaan Fear of Missing Out (FOMO) juga menjadi penyebab seseorang akhirnya mencobanya. Selain itu, seseorang membutuhkan validasi sosial (social validation) untuk diterima dalam kelompok.

BACA JUGA: Mengenal Sulianti Saroso, Dokter Perempuan yang Diakui Google dan WHO

“(Mereka) FOMO, masa gue enggak main nanti gue dibilang cupu dibilang enggak keren, maka ikutlah sebagai social validation. Social influence ini bisa melahirkan banyaknya produk adiktif,” ujarnya.

Leave the Fantasy

Prinsip lain dalam game yang bisa diaplikasikan merek untuk mendorong konsumen melakukan pembelian terus-menerus adalah leave the fantasy. Game saat ini memberikan grafis yang makin tinggi dan membawa pemainnya berimajinasi dengan tampilan dan cerita yang dikonstruksikan.

Bahkan, pemain diajak untuk mengubah karakter dalam game dan disesuaikan dengan keinginan. Oleh karena itu, game mengeluarkan banyak karakter dan skin baru sehingga otak pemain dirangsang untuk terus memainkannya.

“Makin otak berpartisipasi makin nagih gitu. Itu dikembangkan terus dan pemain merasa selalu ada yang baru,” ucapnya.

Expectation

Setelah menerapkan leave the fantasy, maka selanjutnya merek bisa mengimplementasikan expectation dari zeigarnik effect. Zeigarnik effect adalah fenomena psikologis yang menyatakan bahwa orang cenderung lebih mudah mengingat tugas yang belum selesai atau interupsi yang belum selesai dibandingkan dengan tugas yang telah selesai.

Di dalam sebuah game, pemain umumnya tidak hanya menyelesaikan satu atau dua tantangan. Setiap tantangan yang diselesaikan memunculkan ekspektasi baru yang membuat pemain ingin terus melanjutkannya.

Sama dengan sebuah produk ataupun jasa, brand diharapkan bisa menciptakan ekspektasi yang membuat konsumennya membeli. Misalnya saja dengan social proof yang membuktikan produk tersebut digunakan banyak orang dan berhasil memuaskan konsumen.

Untung melanjutkan untuk menciptakan ekspektasi, sebuah game juga menggunakan skenario near miss. Game dibuat tidak terlalu mudah agar pemain penasaran dan tetap bertahan untuk memainkan.

Namun, juga tidak dibuat terlalu sulit sehingga pemain menjadi frustrasi. Penerapan near miss membuat pengalaman bermain game menjadi lebih seru dan menjaga ekspektasi pemain untuk menunggu tantangan selanjutnya.

“Di produk ini bisa (diterapkan), saat seseorang tidak memperoleh produk karena stok yang terbatas sehingga next time (kalau) ada lagi (orang) take action-nya lebih segera,” tuturnya. (Bersambung ke: Cara Mengaplikasikan Prinsip Game dalam Strategi Pemasaran (2))

Related