Cara NutriSari Bangkitkan Kenangan Manis dengan Retro Branding

marketeers article
Sumber: Ilustrasi NutriSari

Nostalgia memainkan peran penting dalam membangkitkan emosi yang kuat, termasuk daya tarik terhadap barang-barang klasik seperti makanan dan minuman. Di era modern, masyarakat sering merasa nyaman merenungkan kenangan masa kecil mereka, membentuk identitas mereka. 

Industri fast moving consumer goods (FMCG) memanfaatkan hal ini melalui retro branding, menghadirkan kembali elemen-elemen klasik untuk membangun ikatan emosional yang kuat dengan konsumen.

Contoh nyata dari keberhasilan strategi retro branding datang dari NutriSari, salah satu merek di bawah naungan PT Nutrifood Indonesia. Sebagai merek minuman yang telah mengukir sejarah selama 45 tahun, konsep retro sudah melekat pada NutriSari.

“Pada dasarnya, konsep retro adalah mengangkat kembali elemen-elemen merek dari masa lalu, dan menjadikannya relevan untuk masa kini. Sebagai merek yang tertua, NutriSari memiliki nilai nostalgia di benak konsumen. Salah satunya, terkait dengan NutriSari pitcher atau botol kaca yang sempat menjadi ikon sejak 20 tahun lalu, dan kini dihadirkan kembali pada tahun 2023,“ kata Stephanie Wonoadi, Brand Manager NutriSari.

BACA JUGA: HUT Ke-45, NutriSari Hadirkan Produk Kemasan Jadul Botol Kaca

Kembalinya botol kaca ikonik ini dilatarbelakangi oleh permintaan konsumen terhadap botol kaca NutriSari yang konsisten setiap tahunnya. Mayoritas konsumen merek ini telah menjadi bagian dari perjalanan merek minuman tersebut selama lebih dari 20 tahun, sehingga strategi ini menjadi cara merek untuk mengingatkan bahwa selama ini, konsumen telah tumbuh bersama merek tersebut.

“Tujuan utama retro branding adalah membangkitkan nilai nostalgia di kalangan konsumen, dengan tetap menjaga relevansi NutriSari, baik di masa lalu maupun masa kini. Kebetulan, di November 2023 juga HUT kami yang ke-45. Peluncuran kembali produk NutriSari ini menjadi produk ke-45 yang melengkapi 45 tahun, 45 rasa NutriSari,“ ujarnya.

Meskipun desain yang diluncurkan merek tersebut masih sama persis dengan 20 tahun yang lalu, strategi retro yang dilakukan oleh merek ini tidak hanya untuk mengejar nostalgia konsumen yang sudah lama mengenal merek ini, tetapi juga ingin menarik perhatian konsumen baru dan yang lebih muda. Hal ini dilakukan dengan strategi pemasaran yang tetap menggunakan cara yang relevan dengan audiens saat ini, yakni melalui digital marketing, digital launch di e-commerce, serta komunikasi di media digital yang menargetkan audiens muda.

“Untuk elemen retronya kami jahit dengan kampanye ’45 tahun, 45 rasa’ untuk menceritakan NutriSari yang sudah 45 tahun ini hadir di masyarakat Indonesia dengan 45 rasa,“ ucap Stephanie.

BACA JUGA: Kunci Sukses Nutrifood: Membangun Brand Activation yang Berarti

Dari segi target konsumen, Stephanie mengungkap strategi ini secara alami cocok untuk segmen konsumen yang telah menjadi pelanggan setia merek tersebut selama lebih dari sepuluh tahun. Meskipun demikian, kehebohan dan percakapan yang dihasilkan oleh strategi ini tidak menutup kemungkinan akan menciptakan minat pada konsumen baru, terutama yang lebih muda. 

Strategi retro branding NutriSari telah memberikan dampak yang signifikan. Melalui penggunaan elemen nostalgia, merek ini tidak hanya berhasil hanya mempertahankan, tetapi juga meningkatkan daya tarik dan relevansinya di pasar. 

Tanpa melibatkan kolaborasi khusus atau edisi terbatas, NutriSari fokus pada membangun hubungan personal dan autentik dengan konsumennya, menjadikan merek ini sebagai bagian integral dari perjalanan hidup konsumennya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related