Cara Starbucks Akomodasi Konsumen Vegetarian

marketeers article
beautiful asian young woman eating healthy food

Tren makanan sehat sedang tumbuh dalam beberapa waktu terakhir. Terlebih setelah pandemi yang mendorong terjadinya krisis kesehatan. Masyarakat seakan berlomba hidup sehat dengan mengonsumsi makanan dengan kandungan minim risiko dan berolahraga.

Sebenarnya, tren mengonsumsi makanan sehat telah dijalankan oleh sekelompok orang sejak lama. Namun, masih sangat sedikit restoran atau pelaku bisnis FnB yang melirik potensi ini. Karenanya biasanya orang-orang yang menerapkan gaya hidup ini membentuk komunitas tersendiri untuk mempermudah akses konsumsinya.

Melihat peluang ini, ritel kedai kopi Starbucks Coffee berusaha memanfaatkannya lewat penyediaan pilihan susu berbasis nabati. Kini, Starbucks memperkuat fokusnya terhadap penyediaan makanan dan minuman sehat dengan menghadirkan plant-based menu, yaitu variasi pilihan menu berbahan dasar nabati untuk pelanggannya.

“Menu baru yang hadir memang berbahan dasar nabati, namun masih mengandung produk dairy pada roti dan keju yang digunakan. Karenanya plant-based menu ini tidak hanya ditargetkan untuk konsumen vegetarian, tapi juga semua orang yang ingin mengonsumsi makanan sehat,” jelas Liryawati, Chief Marketing Officer PT Sari Coffee Indonesia.

Starbucks Plant-Based Menu (Sumber: Starbucks)

Starbucks plant-based hadir dalam tiga menu makanan, yaitu Plant-Based Sloppy Joe Sandwich, Plant-Based Wellingtong Pocket, dan Plant-Based Focaccia Bread. Starbucks menggandeng produsen makanan berbahan dasar nabati Green Butcher by Burgreens untuk mengolah filling atau isian makanan. Namun, Starbucks memastikan racikannya masih ditangani langsung oleh ide internalnya.

Tidak hanya makanan, pilihan menu plant-based juga hadir dalam bentuk minuman. Sejak lama, Starbucks memang telah menghadirkan pilihan susu non-dairy kepada pelanggannya. Bersamaan dengan menu baru ini, Starbucks menambahkan varian susu non-dairy dengan menyediakan pilihan susu almond dan susu kedelai.

“Starbucks pertama kali memperkenalkan minuman dengan susu non-dairy pada bulan September 2020, yaitu Almondmilk Hazelnut Latte dan sejak saat itu permintaan terhadap varian kopi dengan susu non-dairy terus meningkat. Kami kemudian mulai menghadirkan pilihan susu kedelai dan kembali mendapat sambutan bagus. Jadi, kenapa tidak menyeriusi pasar ini karena peluangnya terlihat sangat besar,” papar Lirya.

Dalam perkenalan rangkaian menu barunya ini, Starbucks juga mengumumkan kini pelanggannya bisa memesan kopi dengan pilihan almond milk di semua gerai. Sementara itu, menu makanan plant-based masih terbatas di 57 gerai tertentu di Jakarta, Bekasi, Bogor, dan Tangerang.

“Untuk mendukung peraturan PPKM yang masih berlaku, pilihan menu ini juga sudah tersedia di layanan pesan-antara daring. Ke depannya, tentu akan ada lebih banyak inovasi makanan dan minuman sehat untuk mengakomodasi gaya hidup yang lebih sehat pula,” tutup Lirya.

Editor: Eko Adiwaluyo

Related