Catatan SEA Games 2023: Anggaran Besar, Menuai Banyak Kritik

marketeers article
Indonesia vs Thailand berhasil dimenangkan oleh squad Garuda Muda dengan skor 5-2. (FOTO: PSSI)

Kamboja sebagai tuan rumah olahraga multievent se-Asia Tenggara atau SEA Games 2023 harus mengeluarkan modal sebesar US$ 118 juta atau setara Rp 1,7 triliun. Namun, dana besar yang dikeluarkan tak sebanding dengan fasilitas yang digunakan atlet hingga menuai banyak kritik.

Berbagai kritik datang kepada Kamboja yang dinilai kurang memuaskan para peserta SEA Games 2023. Ini terjadi lantaran banyaknya masalah yang terjadi selama gelaran berlangsung, mulai dari kontroversi pertandingan hingga fasilitas atlet yang tidak memadai.

Padahal, investasi yang digelontorkan pada event kali ini lebih tinggi dibandingkan dengan edisi sebelumnya.

BACA JUGA: Sri Mulyani Siapkan Bonus Rp 275 Miliar untuk Peraih Medali SEA Games

Samdech Pich Sena Tea Banh, Wakil Perdana Menteri Kamboja menuturkan, biaya tersebut merupakan kisaran dana yang diperlukan untuk menggelar pesta olahraga tingkat Asia Tenggara tahun ini di negaranya. Jumlah tersebut juga termasuk dalam pembangunan infrastruktur selama tiga tahun ke belakang demi bisa menggelar SEA Games dan ASEAN Para Games.

Samdech bilang, anggaran ini termasuk biaya lain seperti menyewa seluruh gedung Chroy Changvar OCIC untuk olahraga dalam ruang. Kemudian biaya untuk Komite Olimpiade Kamboja sekaligus untuk Para Games. Termasuk pula di dalamnya untuk menjamu tamu atlet dan official dari 11 negara seperti di antaranya tiket pesawat, makanan, dan akomodasi.

BACA JUGA: Hasil Indonesia vs Thailand, Penantian 32 Tahun Terbayar Tuntas

“Kami sudah menghabiskan banyak uang sampai saat ini,” ujarnya.

Investasi besar yang dihabiskan Kamboja melebihi SEA Games 2021 yang diselenggarakan di Vietnam. Tercatat, dua tahun lalu modal yang dikeluarkan hanya sebesar US$ 77 juta atau setara Rp 1,1 triliun.

Kendati demikian, sedikit lebih rendah dari SEA Games di Indonesia tahun 2011 yang menelan anggaran Rp 2,1 triliun. Kamboja menargetkan dengan modal besar yang dikeluarkan dapat menggerakkan roda perekonomian, khususnya dari sektor pariwisata.

Gelaran SEA Games 2023 diproyeksikan bisa mendatangkan sebanyak 4 juta hingga 4,5 juta wisatawan ke negara tersebut. Bahkan, dua bulan sebelum gelaran itu resmi dibuka bisa membawa 800 ribu pengunjung asing termasuk perangkat pertandingan.

“Penyelenggaraan perdana kegiatan ini dipandang sebagai peluang utama untuk memamerkan kekuatan pariwisata Kerajaan, sebagai bagian dari kampanye Visit Cambodia Year 2023,” kata Samdech.

Banyak Kritikan

Meskipun menggelontorkan dana yang cukup besar, penyelenggaraan SEA Games 2023 dinilai masih banyak kekurangan dari berbagai sisi. Salah satu negara yang paling keras memberikan kritikan yakni dari kontingen Indonesia.

Sebab, gelaran tersebut menimbulkan banyak kontroversi mulai dari bendera Indonesia yang terbalik saat pembukaan hingga kericuhan yang terjadi saat final sepak bola putra melawan Thailand.

Dito Ariotedjo, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) menuturkan dalam laporannya di laman Kemenpora, fasilitas yang paling buruk terlihat pada cabang olahraga sepak bola. Pasalnya, di stadion yang digunakan dalam SEA Games 202 ruang gantinya tak sesuai standar. Bahkan, dia menilai kondisi tersebut hanya sebagian kecil dari sarana yang tak memadai.

Tak hanya itu, kondisi sama juga terjadi di wisma atlet yang tak layak huni. Beberapa kamar yang digunakan atlet Indonesia mengalami kebocoran saat turun hujan. Sehingga mereka kerap tidak bisa berisitirahat dengan baik.

Kondisi semakin diperburuk dengan jauhnya jarak yang harus ditempuh kontingen menuju venue pertandingan. Tak jarang para atlet harus menempuh perjalan hingga 20 kilometer dari wisma menuju lokasi pertandingan.

Kiritik semakin memburuk dengan adanya keluhan dari tim sepak bola Timor Leste yang mengaku kekurangan dana operasional. Alhasil, selama mengikuti SEA Games 2023, mereka harus makan ayam atau telur goreng guna menghemat anggaran.

“Namanya juga negara yang baru mau berkembang, jadi untuk meng-handle event yang sedemikian besar mungkin masih banyak yang harus dievaluasi. Jadi, dari segi persiapan memang masih butuh peningkatan,” ujar sosok yang karib disapa Dito.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related