Cerdas Kelola Keuangan Saat Ramadan lewat Wawasan Soal Investasi

marketeers article
Media Gathering Reku. (FOTO: Marketeers/Eric)

Dari aspek keuangan, Bulan Ramadan merupakan momen krusial bagi masyarakat Muslim. Karena, di bulan suci itu, masyarakat mengalami dinamika keuangan lewat tunjangan hari raya (THR) dan lewat banyaknya alokasi anggaran yang perlu dipersiapkan untuk menyambut lebaran.

Jesse Choi, Co-CEO Reku menyatakan, walaupun Ramadan identik dengan pengeluaran yang meningkat, alangkah lebih baik jika masyarakat tetap memperhatikan alokasi keuangan yang sehat termasuk untuk berinvestasi. Mengingat, survei Populix pada tahun 2022, menyatakan, pengeluaran keuangan saat Ramadan cenderung melonjak 25-50% lebih tinggi.

“Menyusun rencana keuangan saat Ramadan sangat diperlukan agar menghindari pengeluaran bersifat impulsif, seperti diskon belanja yang kerap menggiurkan. Dengan begitu, masyarakat diharapkan tetap bisa berinvestasi di tengah potensi meningkatnya pengeluaran saat Ramadhan,” kata Jesse Choi dalam Media Gathering Reku di Jakarta, Kamis (14/3/2024).

BACA JUGA: 5 Tips Mengatur Keuangan Selama Ramadan, Anti Boncos!

Petinggi dalam perusahaan platform investasi dan jual-beli aset kripto itu pun menekankan, menerapkan strategi diversifikasi investasi ke sejumlah instrumen juga dapat menjadi strategi untuk mengoptimalkan prospek di berbagai kelas aset dan mengimbangi risiko investasi. Dengan begitu, masyarakat bisa melakukan pengelolaan keuangan dengan lebih optimal selama Ramadan.

Terkait proyeksi investasi, ia optimis terhadap iklim investasi di kelas aset global maupun Indonesia. Karena, di aset global seperti kripto, Bitcoin tengah berada di tren bullish hingga sempat mencetak all-time-high di Indonesia.

“Selain itu, Bitcoin Halving juga mendapatkan antusiasme besar dari investor. Kemudian saham Amerika Serikat juga terpantau positif melalui Indeks S&P 500 dan Dow Jones Industrial Average yang baru-baru ini mencatat rekor tertinggi. Sementara di kelas aset Indonesia, pasar saham di sejumlah sektor juga dipercaya melaju positif pada Ramadan dan Hari Raya Idul Fitri,” imbuhnya.

BACA JUGA: 5 Langkah Mengelola Keuangan Setelah Lebaran

Tirta Karma Sanjaya, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti mengatakan, investor perlu mengoptimalkan kondisi tersebut dengan tetap mengalokasikan investasi dan melakukan diversifikasi.

Ia menekankan, dalam memilih platform investasi, masyatakat perlu memilih platform investasi yang memiliki izin dan mendapatkan pengawasan dari regulator. Terlebih, per bulan Februari 2024, jumlah investor kripto di Indonesia telah menembus 19 juta orang.

“Keamanan merupakan faktor yang tidak dapat dikompromi. Jadi, pastikan untuk memilih platform investasi yang terdaftar di Bappebti sebelum berinvestasi di aset kripto,” kata Tirta.

Dengan begitu, investor dapat berinvestasi dengan nyaman karena sistem dan mekanisme transaksinya berada dalam pengawasan regulator. Apalagi, lanjutnya, pasar kripto dipercaya akan memasuki fase bull run, tentunya investor ingin mengoptimalkan momentum dan mengoptimalkan strategi investasinya dengan baik

Related