Cina Catatkan Ekspor Tumbuh 8,5% pada April, Impor Makin Turun

marketeers article
Ilustrasi. (FOTO: 123rf)

China mencatatkan pertumbuhan 8,5% untuk nilai ekspor pada April 2023 secara year on year (yoy), yang menandai kenaikan selama dua bulan berturut-turut. Sementara itu, nilai impor negeri Tirai Bambu tersebut merosot 7,9% dibandingkan tahun lalu.

Dilansir dari CNBC, Selasa (9/5/2023), ekonom yang disurvei Reuters memperkirakan ekspor naik sebesar 8% pada April, sementara impor diproyeksikan tetap sama. Pada Maret, impor merosot 1,4% yoy, sementara ekspor melonjak tak terduga sebesar 14,8%.

Dengan ekspor yang lebih tinggi itu, neraca perdagangan China surplus menjadi US$ 90,21 miliar, naik dari bulan sebelumnya US$ 88,2 miliar. Goldman Sachs menilai kinerja perdagangan China itu di bawah estimasinya yang kemungkinan mencerminkan sisa musim setelah Tahun Baru Imlek tahun ini.

BACA JUGA: Cina Uji Coba 6G, Kecepatan Download Tembus 300Gbps

“Menghilangnya pengaruh musiman ini untuk memperlambat pertumbuhan ekspor di bulan April,” tulis Goldman Sachs.

Data ekonomi terbaru yang dirilis dari negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia itu menunjukkan sektor jasa China tetap moncer meski data manufaktur mengecewakan.

Biro Statistik Nasional melaporkan indeks pembelian manajer manufaktur gagal mencapai harapan dan jatuh ke wilayah kontraksi dengan poin 49,2 pada April dari bulan sebelumnya 51,9.

BACA JUGA: Tesla Naikkan Harga Mobil Listrik di Cina, Jepang, AS dan Kanada

“China telah melewati tahap pembukaannya yang tercepat. Pertumbuhan ekonomi China ditaksir 6% pada tahun 2023,” kata Goldman Sachs.

“Pertemuan baru-baru ini dengan klien di China menunjukkan pesimisme yang perlahan-lahan memudar terhadap pertumbuhan jangka pendek, tetapi ada juga tekanan seputar deflasi, meskipun dalam pandangan kami hal ini bukanlah risiko utama untuk 2023-2023,” ujar Goldman Sachs.

Inflasi Mendatang

Data inflasi China akan dirilis pada Kamis (11/5/2023). Para ekonom memperkirakan inflasi melambat dengan naik 0,3% yoy, berdasarkan jajak pendapatan Reuters. Secara month-on-month (mom) harga-harga diprediksi tetap datar, berdasarkan survei tersebut.

Indeks harga produsen ekonomi diperkirakan mencatatkan penurunan selama tujuh bulan berturut-turut setelah merosot 2,5% pada Maret. Para ekonom yang disurvei oleh Reuters memprediksi adanya penurunan sebesar 3,2%.

“Para gubernur bank sentral di China tampaknya tidak terlalu mengkhawatirkan deflasi, dilihat dari laporan kebijakan moneter triwulanan PBoC dan notulen rapat,” tulis para ekonom BofA Global Research termasuk Helen QIao dalam sebuah catatan dan memprediksi kenaikan inflasi pada masa mendatang.

Related