China Kuasai 10 Besar Perusahaan Terbesar Global Versi Fortune

marketeers article
56741902 made in china product quality marketing company concept

Majalah Fortune global kembali merilis daftar 500 perusahaan terbesar dari segi pemasukan di seluruh dunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perusahaan ritel asal AS Walmart masih merajai daftar. Tapi, yang paling mengejutkan adalah adanya tiga perusahaan asal China yang merangsek ke posisi lima besar mengalahkan perusahaan-perusahaan kelas global lain yang sudah lama dikenal publik seperti Apple.

Menurut laman Fortune global, Walmart berhasil menduduki peringkat pertama dengan pemasukan sebanyak US$ 482 miliar atau hampir Rp6.300 triliun sepanjang 2015 lalu. Prestasi Walmart tersebut menjadikannya tiga kali berturut-turut di peringkat pertama. Walau begitu, ada penurunan pendapatan untuk kali pertama pada tahun lalu tersebut.

Sementara, perusahaan BUMN asal China State Grid naik dari peringkat 7 ke peringkat dua dengan pemasukan sebesar US$ 329 miliar. Perusahaan berbasis elektrik ini memanfaatkan energi ramah lingkungan, seperti tenaga surya, angin, dan energi alternatif lainnya dalam mengembangkan bisnisnya.

Perusahaan asal China lainnya adalah China National Petroleum naik dari posisi keempat ke posisi tiga dengan pemasukan US$ 299 miliar. Sinopec Group, yang juga berasal dari China, harus puas di urutan kedua setelah sebelumnya berada di posisi kedua dengan pemasukan US$ 294 miliar. Perusahaan minyak Royal Dutch harus puas di posisi kelima dengan US$ 272 miliar setelah sebelumnya ada di posisi ketiga.

Perusahaan teknologi Apple juga mengalami pelonjakan setelah sebelumnya hanya ada di posisi 15 kini ada di 10 besar tepatnya di posisi 9 dengan pemasukan sebesar US$ 234 miliar. Pemasukan Apple ini menjadikannya sebagai perusahaan publik paling menghasilkan profit di dunia.

Fortune sendiri menghitung pemasukan setiap perusahaan berdasarkan berakhirnya tahun fiskal mereka pada 31 Maret 2016 atau sebelumnya. Menurut mereka, 500 perusahaan terbesar di dunia memiliki total pegawai sampai 67 juta di 33 negara dengan total US$27,6 triliun dari segi pemasukan.

Editor: Sigit Kurniawan

Related