Ciptakan Bisnis Berkelanjutan, Pertamina Perkuat Aspek ESG

marketeers article
Ilustrasi kantor Pertamina. (FOTO: Pertamina)

PT Pertamina (Persero) memastikan terus menciptakan bisnis berkelanjutan di seluruh lini bisnis perusahaan dari hulu, pengolahan hingga hilir. Hal itu diperkuat melalui aspek environmental, social, and governance (ESG).

“Kami berkomitmen untuk menjalankan bisnis berkelanjutan karena didorong oleh kesadaran untuk tidak mengorbankan kemampuan generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka,” kata Heppy Wulansari, Vice President Corporate Communication Pertamina di Jakarta, Kamis (3/11/2022).

BACA JUGA: Raih Sertifikasi ISCC, Green Diesel Pertamina Turunkan 70% Emisi

Di bidang lingkungan, Pertamina mendukung pemerintah untuk mencapai target netralitas karbon dengan mengembangkan peta jalan yang meliputi dua pilar, yakni dekarbonisasi aset dan membangun bisnis hijau. Terdapat pula tiga enabler berupa pelaporan dan penghitungan karbon, penguatan kapabilitas dan organisasi, serta keterikatan pemangku kepentingan.

Sejalan dengan itu, perseroan juga menjalankan delapan inisiatif transisi energi dalam rangka memproduksi energi baru terbarukan (EBT). Sepanjang 2010 sampai 2021, Pertamina mengklaim telah menurunkan emisi karbon sebesar 7,4 juta metrik ton.

BACA JUGA: Jaga Bisnis Hulu Migas, Pertamina Agresif Temukan Sumur Eksplorasi

Hasil tersebut diperoleh dari upaya-upaya efisiensi energi di lini bisnis hulu dan pengolahan yang memanfaatkan kembali panas yang dihasilkan dari limbah dan inisiatif lain dari aktivitas panas bumi, pemanfaatan suar untuk penggunaan sendiri dan suplai gas bagi konsumen di sektor hulu dan pengolahan, gasifikasi bahan bakar serta komersialisasi pelepasan karbon dioksida kepada konsumen sektor hulu dan optimalisasi aktivitas panas bumi.

“Kami melibatkan mitra nasional dan internasional untuk mengeksplorasi kemitraan dalam rangka program dekarbonisasi dan mempercepat pertumbuhan energi baru terbarukan,” ujar Heppy.

Di bidang sosial, Pertamina mengembangkan program corporate social responsibility (CSR) dengan pilar Pertamina Hijau untuk mendukung pelestarian lingkungan, salah satunya melalui program keanekaragaman hayati. Melalui program itu, Pertamina telah menanam lebih dari 4,1 juta pohon dan melakukan konservasi terhadap 95 jenis tumbuhan. 

Sementara itu, untuk fauna terdapat 261 jenis hewan dengan total lebih dari 800.000 yang telah dilakukan konservasi. Selain itu, perseroan juga melakukan pembinaan kepada UKM Binaan di tengah pandemi agar lebih cepat bangkit melalui ajang SMEXPO. 

Sejak 2019, Pertamina melakukan program affirmative recruitment bagi penyandang disabilitas.

“Dari sisi sosial, Pertamina juga berkomitmen untuk mendukung perlindungan dan penghormatan hak asasi manusia dalam setiap kegiatan usaha,” ucap Heppy.

Dalam hal tata kelola, Pertamina telah memperoleh sertifikasi ISO 37001:2016 Sistem Manajemen Anti Penyuapan (SMAP) untuk lingkup korporat. Sertifikasi tersebut menjadi salah satu bukti Pertamina sebagai holding BUMN minyak dan gas bumi (migas) telah menerapkan sistem manajemen antipenyuapan terhadap seluruh proses bisnis.

Penerapan SMAP juga menjadi upaya memperkuat tata kelola bisnis bersih dan transparan yang sejalan dengan komitmen pada pengelolaan ESG serta SDGs. Sampai 31 Desember 2021, ada 19 entitas grup Pertamina yang telah mengimplementasikan ISO 37000:2016. 

Dalam hubungan dengan pemasok, perseroan juga menyertakan beberapa klausul terkait antikorupsi dalam proses registrasi pemasok sebagai bagian dari due diligence. Sejak Oktober 2022, peringkat ESG Pertamina semakin baik dengan skor 22,1 berkat komitmen tinggi terhadap aspek lingkungan, sosial, tata kelola, dan pembangunan berkelanjutan.

Lembaga ESG Rating Sustainalytics menilai berada pada tingkat risiko Medium dalam mengalami dampak keuangan material dari faktor-faktor ESG. Peringkat Risiko ESG tersebut juga menempatkan Pertamina berada di peringkat kedua secara global dalam sub-industri minyak dan gas terintegrasi. 

Posisi itu melonjak tinggi dari peringkat nomor delapan dari 54 perusahaan yang sama pada tahun 2021.

“Komitmen keberlanjutan yang kuat itu mengantarkan kami dapat bersaing dengan perusahaan energi global lainnya,” tutur Heppy.

 

Related