CloseUp: Anak Muda Bebas Tentukan Pasangan Tanpa Ada Batasan

marketeers article

Kondisi demografi Indonesia yang terdiri dari berbagai suku dan ras menjadikan perbedaan menjadi bagian dari kehidupan masyarakat. Meskipun begitu, nyatanya isu perbedaan masih sering menjadi penyebab intoleransi.

Hal ini menjadi salah satu faktor tingginya pernikahan Endogami (pernikahan dengan suku yang sama) di Indonesia. Data Badan Pusat Statistik mengungkapkan bahwa 89,3% pasangan di Indonesia berasal dari suku yang sama.

Faktanya persamaan latar belakang tidak menjamin persamaan pandangan hidup. Hal ini dilihat dari masih banyaknya pasangan yang mengalami masalah yang disebabkan oleh alasan fundamental.

Riset Unilever lewat produk CloseUp menemukan bahwa 1 dari 2 anak muda percaya mereka bebas menentukan pasangan hidupnya tanpa memandang latar belakang. Namun, 79% di antaranya mengaku telah mengikuti keinginan hati atau pernah mengalami hubungan berbeda suku, kelas sosial, dan usia yang terpaut jauh.

“CloseUp melihat bahwa isu perbedaan yang dimiliki pasangan selalu memiliki tempat di tengah anak muda. Kami juga melihat anak muda sebagai agen perubahan yang ingin menggebrak bahwa hal-hal tidak konvensional juga merupakan hal normal yang lumrah dilakukan, termasuk dalam urusan cinta,” jelas Fiona Anjani Foebe, Head of Marketing Oral Care PT Unilever Indonesia, Tbk.

Dari riset ini pula CloseUp mengkampanyekan #SpeakUpForLove untuk mendukung perbedaan dalam sebuah hubungan. Kampanye ini sekaligus menjadi upaya CloseUp memfasilitasi anak-anak muda yang menerima tekanan terhadap hubungan yang sedang mereka jalani.

“Berbagai aktivasi akan dilakukan seperti rangkaian workshop yang bertujuan agar pasangan muda di Indonesia dapat lebih percaya diri untuk menyuarakan isi hati mereka,” lanjut Fiona.

Memperkuat kampanye ini, Fiona menjelaskan bahwa CloseUp akan menggandeng beberapa tokoh yang memiliki hubungan tidak biasa. Contohnya adalah pasangan selebritas Natasha Rizky dan Desta Mahendra yang terpaut usia 16 tahun. Dengan hadirnya tokoh-tokoh ini, Fiona menargetkan penyampaian storytelling yang lebih tepat dan relatable dengan anak-anak muda.

“Kami juga menghadirkan limited edition package dengan warna berbeda, yaitu hijau dan merah. Perbedaan warna ini menjadi refleksi bahwa boleh saja ada perbedaan di dunia, namun sesungguhnya, semua orang adalah sama, tidak terkotak-kotakkan berdasarkan identitasnya,” tutup Fiona.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related