Content Marketing, Tujuan dan Strategi Penerapannya untuk Brand

marketeers article
Sumber: 123RF

Content marketing atau pemasaran melalui konten adalah salah satu strategi pemasaran yang menjadi tren belakangan ini. Strategi ini dapat menjadi strategi yang ampuh digunakan untuk meningkatkan performa bisnis.

Lantas, bagaimanakah strategi yang tepat untuk menerapkan content marketing dalam sebuah brand? Iwan Setiawan, CEO Marketeers menjelaskancontent marketing pada dasarnya adalah mengenai pencapaian keseimbangan antara performance marketing dan brand building.

Brand building sendiri adalah bagaimana membangun cerita mengenai suatu brand, fokus membangun koneksi yang emosional, dan lebih ke jangka waktu yang panjang.

“Sementara kalau dilihat, performance marketing adalah pemasaran konten yang jangka waktunya lebih pendek, bersifat call to action, dan lebih fokus ke aksi. Maka dari itu, penting sekali untuk mencapai keseimbangan diantara kedua hal tersebut,” kata Iwan dalam acara Content Marketing Summit (CMS) yang diselenggarakan di Seoul, Korea Selatan, Selasa (23/08/2022).

Kemudian, Iwan menjelaskan bagaimana agar suatu brand dapat melakukan pemasaran melalui konten yang sempurna. Menurutnya, ada empat tujuan saat melakukan pemasaran melalui konten, yakni educate, entertain, convince, dan inspire.

Entertain dan inspire lebih ke otak kanan dari content marketing. Hal ini berkaitan suatu brand harus menjadi kreatif dalam menemukan cara yang menyenangkan untuk engage dengan konsumen.

Educate dan convince ini sebaliknya, yakni otak kiri dari content marketing. Jadi, pemasaran yang lebih logis yang mana tujuannya adalah untuk mengedukasi konsumen, dan untuk meyakinkan konsumen untuk membeli produk atau jasa dari brand,” ujar Iwan.

Lebih lanjut, Iwan memaparkan educate dan entertain ini adalah proses awal. Pada proses ini, brand tersebut tengah membangun kesadaran konsumen terhadap brand tersebut, mencari pelanggan baru, dan mencoba menemukan pasar baru. Sementara itu, convince dan inspire adalah proses akhir yang mana konsumen akhirnya akan membeli produk atau jasa brand tersebut.

“Melihat koneksi antara kreativitas dengan content marketing, itu hanya akan berhasil dengan otak kanan. Selain itu, apabila suatu brand melakukan pemasaran yang entertaining dan inspiriring, pasti membutuhkan kreativitas. Tetapi, content marketing terkadang juga logis. Jadi, brand harus bisa mencampurkannya dengan konten edukasi atau konten yang bisa meyakinkan konsumen untuk benar-benar membeli produk atau jasa brand tersebut, tidak hanya untuk menghibur mereka saja,” ucap Iwan.

Iwan turut menambahkan untuk membuat suatu brand tetap sustain, harus dengan pemasaran secara hybrid. Jika suatu brand menggunakan content marketing untuk terlibat dengan konsumen di seluruh customer journey, brand tersebut harus ada, baik di online maupun offline.

“Jika suatu brand ingin menggunakan pemasaran konten, tidak bisa hanya menerapkan pemasaran secara digital saja ataupun secara fisik, tatap muka saja. Harus keduanya. Dan kembali lagi, mencapai keseimbangan di antara kedua hal tersebut sangat penting,” tutur Iwan.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related