COVID-19 Memicu Pergeseran Konsumsi Makanan di Rumah

marketeers article
Supermarket interior, empty red shopping cart.

Hasil riset dari DBS Group Research bertajuk How ASEAN Food Demand is Shifting menemukan peralihan kebiasaan konsumen. Indeks penjualan ritel menurun, pasalnya masyarakat beralih dari barang-barang non esensial ke makanan.

Hal tersebut terlihat dari survei ritel Bank Sentral, indeks penjualan ritel mencatat kontraksi sebesar 0,8% year-on-year (y-o-y)pada Februari 2020. Sementara segmen makanan, minuman, dan tembakau serta peralatan rumah tangga lain mencatatkan pertumbuhan positif, masing-masing sebesar 3,2% dan 3,7% y-o-y.

Di tengah wabah ini, pemerintah meminta masyarakat tetap tinggal di rumah dan hanya keluar saat diperlukan, contohnya untuk membeli makanan.

Sebagian besar toko barang-barang non esensial seperti pusat perbelanjaan dan restoran tutup. Tetapi, hanya supermarket, minimarket, dan apotek yang diperbolehkan beroperasi.

Hal ini membawa dampak positif bagi para pemain supermarket dan minimarket dengan peningkatan jumlah penjualan kebutuhan pokok. Selain itu, karena masyarakat menghabiskan sebagian besar waktu mereka di rumah, DBS Group Research juga memperkirakan kenaikan penjualan peralatan rumah tangga.

Sejumlah pasar tradisional terpaksa tutup karena wabah COVID-19, hal tersebut tampaknya juga menjadi pendorong meningkatnya penjualan supermarket dan minimarket.

Dalam beberapa tahun terakhir, minimarket telah bertumbuh lebih cepat dibandingkan dengan toko-toko tradisional dan supermarket karena kenyamanan dan kemudahan akses.

Editor: Ramadhan Triwijanarko

Related