Cuaca Panas Menerjang Indonesia, Waspadai 5 Penyakit Berikut Ini

marketeers article
penyakit cuaca panas | Sumber: 123rf

Cuaca panas yang cukup esktrem melanda Indonesia dalam beberapa pekan terakhir. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebutkan cuaca panas ini disebabkan oleh gerak semua matahari yang terjadi sebagai sebuah siklus tahunan. 

Hal ini ditunjukkan pada lonjakan suhu maksimum yang terjadi pada 17 April 2023 lalu, di Ciputat, Tangerang Selatan dengan suhu mencapai 37,2℃. BMKG juga menyebutkan cuaca panas akan berlangsung dari bulan April hingga Juni 2023 mendatang. 

Pada musim panas seperti ini tentu membuat aktivitas sehari-hari menjadi kurang nyaman. Tidak hanya itu, jika tubuh sedang tidak dalam kondisi optimal tentu akan mudah terserang berbagai penyakit. 

Marketeers telah merangkum beberapa penyakit yang timbul saat cuaca panas ekstrem. Catat dan waspada lima penyakit cuaca panas berikut ini!

1. Dehidrasi dan Panas Dalam

Saat cuaca terlalu panas, maka tubuh akan rentan mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan tubuh. Tubuh yang kekurangan cairan tentu lebih mudah terkena infeksi berbagai virus dan bakteri. 

Ketika dehidrasi, tubuh biasanya akan memberikan beberapa respons, seperti bibir pecah-pecah, sariawan, badan terasa pegal, hingga tenggorokan terasa kering dan panas. 

Oleh karena itu, saat cuaca panas ekstrem, Anda harus dapat memenuhi kebutuhan cairan tubuh Anda dengan minum minimal delapan gelas sehari, terutama ketika beraktivitas di luar ruangan.

BACA JUGA: Awas Cuaca Panas Ekstrem! Ini 5 Rekomendasi Sunblock Pelindung Kulit

2. Infeksi Saluran Pernapasan

Pada saat cuaca panas, lingkungan akan menjadi kering dan berdebu. Debu yang masuk ke dalam tubuh melalui rongga hidung dan mulut berpotensi dapat menginfeksi saluran pernapasan. 

Bagi Anda yang mengendarai kendaraan umum dan sepeda motor, sebaiknya Anda selalu gunakan masker mulut untuk menyaring udara dari berbagai debu dan kotoran. 

3. Sakit Mata

Sama halnya dengan infeksi saluran pernapasan, debu, kotoran, dan asap juga dapat masuk dan mengiritasi mata Anda. Mata yang iritasi biasanya akan menjadi merah, gatal, hingga panas. 

Oleh karena itu, Anda bisa mencegahnya dengan memakai kacamata hitam antisinar ultraviolet agar mata terlindungi dari bahaya sinar UV dan dari debu serta udara kering. Jangan lupa untuk selalu membersihkan tangan sebelum menyentuh dan mengucek mata Anda. 

4. Sakit Kepala Sebelah (Migrain)

Paparan cuaca panas dalam waktu lama dapat memicu sakit kepala sebelah atau disebut migrain. Hal ini cukup banyak dialami oleh sebagian orang.

Sakit kepala yang dirasakan seperti nyeri tumpul yang berdenyut di bagian pelipis kepala atau bagian belakang kepala. Penyakit cuaca panas satu ini tentu akan sangat mengganggu aktivitas Anda sehari-hari. 

BACA JUGA: Cuaca Panas! Ini 3 Jenis Sunscreen untuk Lindungi Kulit dari Sinar UV

5. Heat Stroke

Penyakit cuaca panas yang satu ini cukup berbahaya. Pasalnya, orang yang terserang heat stroke akan mengalami peningkatan suhu tubuh secara drastis hingga 41℃ hanya dalam 10 menit. 

Penderita juga bisa mengalami pingsan dan sakit kepala berlebih. Penyakit cuaca panas ini dipicu oleh kenaikan suhu tubuh yang meningkat secara cepat, namun tidak disertai dengan kemampuan tubuh untuk menyesuaikan suhu dan menurunkannya. 

Oleh karena itu, tubuh tidak dapat mengontrol suhu tubuh dengan baik dan berpotensi dapat merusak organ bagian dalam tubuh lainnya, seperti jantung, otak, dan ginjal. Selain itu, heat stroke juga bisa mengancam nyawa apabila tidak ditangani secara sigap.

Itulah lima penyakit cuaca panas yang bisa menjangkit siapapun. Waspadai penyakit tersebut dengan mencegah beberapa hal yang bisa Anda siapkan, seperti menggunakan masker mulut, menghindari cuaca panas dalam waktu lama, menggunakan kacamata hitam anti sinar UV, hingga minum air yang cukup. 

Cuaca panas ekstrem yang sedang terjadi di Indonesia tentu tidak akan menghalangi produktivitas Anda jika Anda mampu menjaga diri dengan baik. 

BACA JUGA: Cuaca Ekstrem, Kenali Sinar UV: Jenis, Manfaat, dan Bahayanya

Editor: Ranto Rajagukguk

Related