Curi Aset Kripto, Malware Ini Raup US$ 400 Ribu Lebih

marketeers article
Curi Aset Kripto, Malware Ini Raup Hingga US$ 400 Ribu Lebih (FOTO: Kaspersky)

Peneliti Kaspersky telah menemukan kampanye pencurian aset kripto yang memengaruhi lebih dari 15.000 pengguna di 52 negara. Didistribusikan dengan kedok peramban dengan nama Tor atau kerap disebut Tor Browser, malware beroperasi dengan mengganti sebagian konten clipboard yang dimasukkan dengan alamat dompet (wallet address) milik penyerang setelah mendeteksi alamat dompet di clipboard.

Diperkirakan, sepanjang tahun 2023, pelaku kejahatan siber telah meraup keuntungan sekitar US$ 400.000 menggunakan malware ini. Sementara teknik ini telah ada selama lebih dari satu dekade dan penggunaan awalnya dilakukan oleh trojan perbankan untuk mengganti nomor rekening bank, dengan munculnya aset kripto, malware jenis baru ini sekarang secara aktif menargetkan para pemilik dan penjual kripto.

BACA JUGA: Kaspersky: Serangan Siber di Indonesia Menurun pada Tahun 2022

“Terlepas dari kesederhanaan mendasar serangan Peramban Tor palsu, itu menimbulkan bahaya yang jauh lebih besar daripada yang terlihat. Bukan hanya membuat proses transfer uang menjadi tidak dapat diubah, tetapi juga pasif dan sulit dideteksi untuk pengguna biasa. Sebagian besar malware memerlukan saluran komunikasi antara operator malware dan sistem pada korban. Sebaliknya, injektor clipboard dapat tetap diam selama bertahun-tahun, tanpa aktivitas jaringan atau tanda kehadiran lainnya hingga hari mereka mengganti alamat dompet kripto,” kata Vitaly Kamluk, Kepala Unit Asia Pasifik, Tim Riset & Analisis Global (GReAT) dalam keterangannya, Rabu (29/3/2023).

Salah satu pengembangan malware baru-baru ini melibatkan penggunaan Tor Browser, alat yang digunakan untuk mengakses web secara lebih dalam. Pengguna yang ditargetkan mengunduh Tor Browser versi trojan dari sumber daya pihak ketiga berisikan arsip RAR yang terlindung kata sandi. Tujuan kata sandi adalah untuk mencegah deteksi oleh solusi keamanan. Setelah file dijatuhkan di dalam sistem pengguna, ia mendaftarkan dirinya sendiri di sistem auto-start dan disamarkan dengan ikon aplikasi populer, seperti uTorrent.

BACA JUGA: Serangan Siber ke Gamer Muda Naik 57% Selama tahun 2022

Teknologi Kaspersky telah mendeteksi lebih dari 15.000 serangan menggunakan malware clipboard injector yang menargetkan asset kripto seperti Bitcoin, Ethereum, Litecoin, Dogecoin, dan Monero. Serangan-serangan ini telah menyebar ke setidaknya 52 negara di seluruh dunia, dengan mayoritas deteksi berlokasi di Rusia karena pengguna mengunduh Peramban Tor yang terinfeksi dari situs web pihak ketiga karena peramban ini secara resmi diblokir di negara tersebut.

10 negara yang terkena dampak teratas juga termasuk Amerika Serikat, Jerman, Uzbekistan, Belarusia, Cina, Belanda, Inggris, dan Prancis. Ini berarti jumlah infeksi yang sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi dari yang dilaporkan.

Berdasarkan analisis sampel yang ada, perkiraan kerugian pengguna setidaknya mencapai US$ 400.000. Namun, jumlah sebenarnya yang dicuri bisa jauh lebih besar, karena penelitian ini hanya berfokus pada penyalahgunaan Peramban Tor. Serangan lain mungkin menggunakan metode pengiriman perangkat lunak dan malware yang berbeda.

Editor: Muhammad Perkasa Al Hafiz

Related