Dampak COVID-19 Terhadap Kinerja Home Credit

marketeers article
Hands holding plastic credit card and using laptop. Online shopping concept. Toned picture

Pandemi COVID-19 memiliki dampak yang luar biasa bagi seluruh sektor bisnis. Home Credit, sebagai perusahaan di sektor multifinance melihat dampak langsung dari adanya pandemi. Perusahaan ini mendapati kenaikan pada sentimen negatif di sosial media yang merupakan reaksi dari kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).

“Kami melihat di media sosial sentimen positif terhadap Home Credit mengalami penurunan di bulan Maret dan April. Tapi sebagai perusahaan, kami harus dapat merespon dengan cepat terhadap kebutuhan dan masalah konsumen,” kata Animesh Narang, President Director Home Credit dalam acara Industry Roundtable yang diadakan secara virtual, Selasa (27/10/2020).

Selain terjadi penurunan terhadap sentimen positif, Home Credit juga menurunkan volume pembiayaan sebesar 35% jika dibandingkan dengan tahun lalu di periode yang sama. Hal ini menjadi strategi bertahan perusahaan dalam menghadapi COVID-19 yang berpengaruh pada penurunan penjualan.

Tantangan tersebut membuat Home Credit menyusun strategi dalam menjaga kepercayaan konsumen. Salah satunya dengan program keringanan kredit untuk konsumen dari sektor informal. Animesh mengatakan, Home Credit telah menyalurkan sekitar Rp 767 miliar kepada 120 ribu nasabah.

“60% pekerja Indonesia berasal dari sektor informal. Mereka lah yang paling terdampak pandemi. Di bawah pengawasan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) kami meluncurkan program keringan kredit untuk nasabah di sektor informal,” jelas Animesh.

Saat pandemi pula, Home Credit berhasil mendapatkan fasilitas pinjaman sindikasi luar negeri atau offshore senilai US$ 60,5 juta. Fasilitas ini merupakan pinjaman sindikasi luar negeri pertama Home Credit Indonesia dan digunakan untuk memperkuat bisnis serta memperluas jangkauan bisnis.

“Selama pandemi, kami juga menjaga angka Non-Peforming Financing (NPF) di bawah standar industri. Per Juni 2020, perusahaan mencatat NPF sebesar 2,17%,” kata Animesh.

Ke depannnya, untuk memperkuat layanan bisnis, Home Credit akan melakukan berbagai terobosan salah satunya dengan meluncurkan aplikasi mobile My Home Credit sebagai core dari ekosistem digital perusahaan. Melalui aplikasi ini, Home Credit ingin memastikan setiap konsumen dapat mengakses berbagai layanan pinjaman yang dibutuhkan seperti melakukan top-up e-wallet dan membeli berbagai produk asuransi.

Related