Dana Rp 400 Miliar Hantui Indonesia Menuju World Expo 2020

marketeers article

Oktober 2020 atau dua tahun dari sekarang, dunia akan menyaksikan perhelatan akbar World Expo 2020 yang berlangsung di Dubai. Indonesia telah berkomitmen untuk berpartisipasi dalam perhelatan yang berlangsung lima tahun sekali itu.

Sejak diadakan pertama kali di London pada tahun 1851, World Expo berkembang menjadi ajang internasional untuk branding suatu negara. Awalnya, ajang ini dilakukan untuk memamerkan penemuan teknologi terbaru di bidang industri antar negara-negara Eropa.

Kini, ajang tersebut kerap diikuti oleh 180 negara dunia dan menjadi nation branding tiap negara dalam menjawab tantangan dunia. Tak bisa dipungkiri, World Expo adalah ajang “show off” tentang apa yang dimiliki masing-masing negara.

Indonesia untuk sekian kalinya berpartisipasi dalam World Expo yang dikelola oleh Bureau International des Expositions (BIE) sebagai penyelenggara acara. Di acara yang diadakan di Dubai Trade Center Jebel Ali itu, Indonesia akan membangun paviliun di atas lahan seluas 1.860 m2.

Dari tiga zona yang ditawarkan, yaitu SustainabilityOpportunity, dan Mobility, pemerintah memilih tema Opportunity, sehingga paviliun Indonesia akan berada di zona tersebut

Pemerintah menunjuk Kementerian Perdagangan sebagai pihak yang menyukseskan langkah Indonesia di World Expo Dubai 2020. Hanya saja, untuk kali pertama, keikutsertaan Indonesia di ajang itu tidak menggunakan Anggaran Pendapatan & Belanja Negara (APBN). Artinya, pemerintah bakal menggandeng pihak swasta sebagai mitra sponsor.

Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Arlinda menjelaskan, untuk event skala besar tersebut, Indonesia membutuhkan dana sekira Rp 400 miliar. Dana itu digunakan untuk mendesain, membangun, dan merobohkan paviliun setelah acara berakhir. Adapun pameran ini berlangsung selama enam bulan mulai 20 Oktober 2020 hingga 21 April 2021.

“Tidak mudah untuk mengumpulkan dana sebesar ini. Dibutuhkan kebesaran hati pelaku usaha untuk membawa nama Indonesia di kancah dunia,” papar dia di ICE BSD, Kamis, (25/10/2018).

Dengan tema utama Connecting Mind, Creating The Future, World Expo 2020 merupakan sarana branding bangsa untuk memperkenalkan Indonesia Emas 2045. “Untuk memvisualisasikan gambaran Indonesia Emas 2045 di World Expo, bantu pemerintah untuk bisa merealisasikan kegiatan ini,” tegas dia.

#RoadtoDubai2020

Sejak awal tahun, Kementerian Perdagangan telah melakukan aktivitas #RoadToDubai2020, yang merupakan rangkaian pre-event untuk menggaungkan keterlibatan Indonesia di World Expo, sekaligus mengajak para pelaku usaha untuk mensponsori acara.

Sejauh ini, baru PT Astra International Tbk yang telah meneken kerja sama sebagai core sponsor dengan membenamkan investasi senilai Rp 50 miliar. Artinya, Indonesia masih membutuhkan Rp 350 miliar lagi untuk menutupi anggaran ekspo tersebut.

Nah, untuk urusan persiapan pelaksanaan Road To Dubai hingga Hari-H pelaksanan acara, Kemendag menunjuk event organizer Samudra Dyan Praga (SDP), yang merupakan anak usaha dari Dyandra Promosindo milik Kompas Group.

SDP telah membuat tiga jenis paket sponsor berdasarakan besaran serta kontraprestasi yang didapat. Pertama, core sponsor sebesar Rp 50 miliar. Kedua, supporting sponsor sebesar Rp 30 miliar, dan ketiga, participating sponsor dengan besaran investasi Rp 5-20 miliar.

Menanggapi tidak adanya anggaran pemerintah untuk World Expo ini, Presiden Direktur SDP Hariman Zagloel mengatakan hal itu cukup lah menantang. Hanya saja positifnya, ia merasa timnya akan bekerja lebih cepat dan fleksibel.

“Selama saya menangani event pemerintah, anggaran untuk ekspo baru keluar pada tahun di mana ekspo dilakukan. Bayangkan, jika eksponya Mei, anggaran baru keluar pada Januari-Februari. Sangat mepet,” ujar dia.

Tak heran, sambung dia, selama beberapa kali Indonesia mengikuti World Expo (WE) mulai dari WE 2000 di Hanover, WE 2005 Aichi Jepang, WE 2010 Shanghai, dan WE 2015 Milan, Indonesia selalu tampil seadanya. Para pejabat pemerintah biasanya akan menyesal ketika datang ke lokasi acara dan membandingkan paviliun Indonesia dengan yang dimiliki negara tetangga. Selama ini, Indonesia menginvestasikan dana di WE maksimum sebesar Rp 100 miliar.

“Pihak BEI-lah yang menghitung kisaran bujet Rp 400 miliar. Itu bisa saja lebih atau kurang. Yang jelas, Jumlah ini masih wajar, sebab Jerman baru saja menyatakan untuk menginvestasikan Rp 800 miliar di WE 2020,” terang Hariman.

Duta Besar Indonesia untuk Abu Dhabi Unit Emirat Arab Husin Bagis mengatakan, Dubai merupakan kota event. Dalam 12 bulan, hanya tiga bulan kota tersebut “cuti” dalam penyelenggaraan acara berskala akbar.

Menurut dia, Dubai juga dikenal sebagai kota yang ingin selalu tampil lebih dari yang lain. Gedung tertinggi di dunia, Burj Khalifa, ada di Dubai. Pun dengan mal terbesar di dunia juga ada di kota ini. “Karenanya, saya yakin, Dubai akan membuat World Expo ini sepuluh kali lebih besar dan megah dari Shanghai dan Milan,” tegas dia.

Dengan proyeksi sekitar 25 juta wisatawan akan berkunjung ke Dubai selama pelaksanaan WE 2020, ini merupakan momentum Indonesia untuk menarik perhatian dunia.

“Dubai yang setiap harinya ada 1-2 juta orang datang dan pergi ke kota tersebut. Jika kita bisa memberikan daya tarik di WE 2020, saya yakin akan ada investasi masuk ke depannya,” papar dia.

Mampukah Indonesia tampil WOW di World Expo 2020? Setidaknya, Rp 400 miliar mesti ada di tangan.

Editor: Sigit Kurniawan

Related