Dari Ekspor Hingga Kesetaraan Gender Diperjuangkan Oleh e-Tail Indonesia

marketeers article
39549087 internet shopping elements, e-commerce and online purchases.

Kehadiran perdagangan online (e-tailing) dilihat memberikan banyak manfaat di Indonesia. Bukan hanya sektor ekonomi digital, tetapi banyak sektor yang turut tergerek pertumbuhannya. Hal ini terungkap dalam sebuah riset yang dilakukan oleh McKinsey terhadap pasar Indonesia dalam riset yang bertajuk The digital archipelago: How online commerce is driving Indonesia’s economic development. Sektor apa saja yang bertumbuh?

Pertama, perdagangan online mendorong konsumsi. Penjualan offline bukan saja bergeser ke platform online, tetapi juga mendorong penjualan menjadi lebih banyak. Riset McKinsey menunjukkan bahwa sekitar 30% dari perdagangan online – dengan penjualan senilai US$3 miliar (Rp 42 triliun) pada 2017 – merupakan pembelanjaan tambahan. Proporsi ini kemungkinan akan meningkat ke US$22 miliar (Rp 308 triliun) pada 2022 berkat meluasnya perdagangan online ke daerah-daerah di mana terdapat kebutuhan konsumen yang belum terpenuhi.

Kedua, perdagangan online mendorong ekspor dari Indonesia dengan mempermudah para penjual untuk mencari dan memenuhi permintaan dari luar negeri. Sektor perhiasan di Indonesia sudah menikmati hasilnya. Di sektor ini, terdapat para pengrajin yang menjual produk mereka ke para pemborong lokal, lalu dijual kembali ke peritel-peritel luar negeri, biasanya di Eropa dan Amerika Serikat.

“Kami memperkirakan bahwa perdagangan online bisa menghasilkan hingga US$26 miliar (Rp 364 triliun) dalam bentuk ekspor baru per tahun di Indonesia pada 2022,” ujar Philia Wibowo, Presiden Direktur McKinsey Indonesia.

Ketiga, perdagangan online akan mendorong penciptaan lapangan pekerjaan. Saat ini, perdagangan online menyokong empat juta pekerjaan, sebuah angka yang bisa naik hingga 26 juta pada 2022. Beberapa bentuk pekerjaan akan berpindah dari dunia offline ke online, namun dampak keseluruhan akan positif. Satu hal yang akan sangat penting adalah memastikan bahwa para pekerja mempunyai kemampuan dan dukungan yang diperlukan untuk bertransisi ke pekerjaan-pekerjaan baru.

Keempat -dan mungkin yang terpenting, adalah dampak signifikan pertumbuhan perdagangan online pada kesetaraan sosial. McKinsey melihat para konsumen di daerah-daerah kecil di luar Jawa tidak hanya mendapatkan pilihan produk yang lebih beragam, namun mereka juga bisa membeli produk-produk tersebut dengan harga lebih murah dibanding sebelumnya.

Di luar pulau Jawa, harga-harga produk yang diperdagangkan secara online lebih rendah antara 11 hingga 25% dibanding peritel tradisional. Selain itu, perdagangan online juga mendorong inklusi keuangan. Perdagangan online telah menghidupkan 300.000 pemilik usaha mikro.

Terakhir, perdagangan online mendukung kesetaraan gender karena memudahkan perempuan-perempuan untuk berpartisipasi dalam ketenagakerjaan, baik paruh waktu ataupun dari jarak jauh. Kini, usaha yang dimiliki oleh perempuan menyumbang 35% ke penjualan online, dua kali lipat dibandingkan dengan penjualan offline.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related