Dari Penumpang ke Pelanggan: Inovasi Pelayanan Transjakarta

marketeers article
Sumber: Transjakarta

Dalam era kemajuan teknologi dan transformasi urban, Transjakarta menjelma sebagai pionir dalam inovasi pelayanannya di dunia transportasi. Sebagai Sistem Transportasi Cepat (BRT) terbesar di dunia, Transjakarta bukan hanya sekadar penyedia layanan transportasi, tetapi juga seorang pelopor yang berkomitmen pada revolusi pengalaman pelanggan.

Perusahaan telah mengukir prestasi luar biasa dalam melayani kebutuhan transportasi di Ibu Kota, dan telah menjadi tulang punggung vital bagi mobilitas warga. Setiap harinya, Transjakarta telah melayani perjalanan lebih dari 1.100.000 pelanggan.

Welfizon Yuza, Direktur Utama Transjakarta mengungkapkan transformasi perusahaan dimulai dengan revolusi transportasi menjadi layanan yang lebih baik dan lebih fokus pada kebutuhan pelanggan. Pendekatan ini tidak hanya mematikan lingkungan bisnis yang sudah ada, tetapi lebih kepada memberdayakan dan berkolaborasi.

BACA JUGA: Garuda Indonesia Targetkan Rp 30 Miliar Transaksi di GUTF 2023

Awalnya, Transjakarta adalah perusahaan yang operational-driven. Fokus perusahaan hanya kepada operasional saja, seperti berapa banyak bus yang beroperasi setiap harinya. Namun, perusahaan akhirnya beralih ke pendekatan yang disebut customer-driven.

“Sekarang, fokus Transjakarta sudah berubah. Perubahan ini dimulai dengan pergantian kata “penumpang”, menjadi “pelanggan”. Jadi, sekarang fokus kami adalah seberapa banyak pelanggan yang kami layani setiap harinya, customer-centricity, dan melakukan pengembangan layanan yang berorientasi pada pelanggan,” kata dia dalam acara MarkPlus Conference 2024, sesi “Service Innovation in Improving Loyalty”, Kamis (07/12/2023).

Transjakarta juga memperluas fokusnya untuk mencakup keberlanjutan dengan mengusung tiga pilar, Bersih, Berdaya, dan Bestari. Untuk Bersih, perusahaan berupaya untuk menghadirkan layanan transportasi yang bersih dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. 

Untuk Berdaya, perusahaan berupaya untuk memberdayakan ekonomi lokal. Sementara itu, Bestari, perusahaan berupaya untuk menghadirkan akses yang inklusif dan sustainable.

BACA JUGA: MarkPlus Conference 2024 Resmi Dibuka, Potensi Pasar ASEAN Jadi Sorotan

“Kami telah meluncurkan armada bus listrik, dan menargetkan untuk mengelektrifikasi armada kami pada tahun 2030. Di sisi ekonomi, program berdaya kami melibatkan koperasi angkutan dan usaha mikro, kecil dan menengah (UKM). Kami juga memastikan layanan inklusif untuk semua warga, termasuk disabilitas, melalui layanan Transjakarta Care,“ ujar Welfizon Yuza.

Kesimpulannya, Transjakarta terus berusaha untuk menjadi lebih berfokus pada pelanggan (customer-centric), memberikan pelayanan terbaik, dan menjaga keseimbangan dengan keberlanjutan lingkungan serta kesejahteraan masyarakat Jakarta.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related