Daya Beli Masyarakat Turun, Penjualan Polytron Tumbuh 14% Tahun 2024

PT Hartono Istana Teknologi (Polytron) membukukan kenaikan penjualan 14% secara tahunan (year-on-year/yoy) sepanjang tahun 2024. Capaian tersebut dinilai cukup positif di tengah terjadinya pelemahan daya beli masyarakat.
Tekno Wibowo, Commercial Director Polytron menjelaskan kondisi pasar elektronik pada tahun lalu sedang tidak baik-baik saja. Pasalnya, selain daya beli kelas menengah yang menurun pasar dibanjiri produk impor dengan harga murah sehingga memperketat persaingan.
BACA JUGA: Akhir Tahun, Polytron Rilis Seri Terbaru Kitchenmate Oven Listrik
“Kebetulan kondisi ekonomi sedang tidak terlalu bagus, tapi kami bisa menyesuaikan produk dengan kebutuhan konsumen,” kata Tekno dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (21/1/2025).
Menurutnya, meskipun kondisi tidak terlalu bagus, kebutuhan akan produk-produk elektronik masih tetap ada. Masyarakat tetap melakukan spending untuk produk elektronik, namun mereka melakukan skala prioritas barang yang akan dibeli.
BACA JUGA Polytron Rilis Motor Listrik Baru dengan Daya Jelajah 130 KM
Untuk menyesuaikan kebutuhan, Tekno menyebu, Polytron melakukan diversifikasi produk. Langkah ini kemudian menjadi jalan keluar guna menjaga performa bisnis.
“Fokus kami ada tiga, yaitu kualitas, cost-nya terjangkau dan delivery-nya harus tepat. Sehingga bisa memenuhi kebutuhan konsumen,” ujarnya.
Di sisi lain, Tekno memperkirakan, kondisi industri elektronik pada tahun 2025 masih tak jauh beda dengan tahun lalu. Sebab, ada kebijakan pemerintah yang merelaksasi impor sehingga makin memberatkan produk lokal.
Alhasil, barang impor dengan harga yang lebih murah kian mudah masuk ke pasar Indonesia. Ini khususnya terjadi lewat e-commerce yang bisa menciptakan persaingan tidak sehat.
Kendati demikian, dengan inovasi yang terus dilakukan Polytron, Tekno optimistis tahun ini penjualan tetap tumbuh doble digit atau setidaknya 10% dibandingkan tahun sebelumnya (yoy).
“Buat Polytron yang penting kami bisa survive di pasar yang semakin ketat ini. Kami memberikan masukan ke pemerintah kalau ada yang mau masuk, jangan pakai barang jadi, harus diproduksi di Indonesia sehingga ada penyerapan tenaga kerja lokal,” tuturnya.
Editor: Ranto Rajagukguk