Daya Saing Digital Naik, Tantangan Internet Lambat Masih Menghantui

marketeers article
Ilustrasi pengguna internet. (FOTO: 123RF)

Peringkat daya saing digital Indonesia naik dua tingkat ke posisi 43 dunia dalam laporan ‘World Digital Competitiveness Ranking’ (WDCR) 2024 oleh International Institute for Management Development (IMD). Dalam lima tahun terakhir, posisi Indonesia terus mengalami perbaikan, dari peringkat 56 pada 2020 hingga saat ini berada di urutan 43 dari 67 negara.

Meski mencatat kemajuan, Indonesia masih tertinggal dibanding negara-negara Asia Tenggara lainnya, kecuali Filipina. Di kawasan ini, Singapura memimpin sebagai negara dengan daya saing digital terbaik, diikuti Malaysia dan Thailand.

Peningkatan peringkat Indonesia ditopang oleh investasi teknologi yang signifikan, seperti layanan perbankan digital (peringkat 2), investasi telekomunikasi (peringkat 3), dan dukungan pemodal ventura (peringkat 5). Namun, kecepatan internet di Indonesia menjadi salah satu kendala besar, menempati peringkat 66 dari 67 negara.

BACA JUGA: Riset CBG: 56% Bisnis di Indonesia Jadi Korban Fraud Digital

Selain itu, rendahnya tingkat pengguna internet, tingginya angka pembajakan perangkat lunak, dan minimnya kontribusi riset kecerdasan buatan juga menjadi catatan dalam laporan tersebut.

Kepala Ekonom IMD WCC, Christos Cabolis, menyoroti pentingnya keseimbangan antara pengetahuan, teknologi, dan kesiapan masa depan untuk mendongkrak daya saing digital sebuah negara.

“Untuk meningkatkan daya saing digital, negara harus menyeimbangkan ketiga faktor tersebut,” ujar Christos Cabolis dalam siaran pers kepada Marketeers, Selasa (19/11/2024).

Indonesia menunjukkan performa baik dalam kategori kesiapan masa depan, dengan peringkat 10 untuk kelincahan bisnis dan peringkat 2 dalam pemanfaatan big data.

Namun, kesenjangan digital masih menjadi tantangan besar, terutama karena terbatasnya akses internet di daerah pedesaan dan terpencil.

BACA JUGA: Transformasi Digital dan AI Jadi Peluang Besar Bagi Bisnis di Indonesia

Ekonom Senior WCC, Jose Caballero, mengungkapkan bahwa kesenjangan digital di Indonesia dipengaruhi oleh ketersediaan listrik yang tidak stabil dan kurangnya infrastruktur telekomunikasi modern.

“Hal ini membatasi partisipasi masyarakat di wilayah terpencil dalam memanfaatkan ekonomi digital,” jelas Jose Caballero.

Dengan meningkatnya peringkat daya saing digital, Indonesia memiliki peluang besar untuk terus mendorong pertumbuhan di sektor teknologi. Namun, perbaikan infrastruktur internet dan pemerataan akses di seluruh wilayah menjadi kunci penting untuk menghadapi tantangan di masa depan.

Editor: Eric Iskandarsjah Z

Related

award
SPSAwArDS