Demi Kesehatan Keuangan, Hindari Penggunaan Pinjol untuk Empat Hal Ini

marketeers article
Digital lifestyle people using credit card paying purchase for omni-channel marketing from home

Eksistensi produk keuangan digital semakin hari semakin populer. Salah satu contohnya adalah pinjaman atau kredit online. Dengan segala kelebihan dan keuntungan yang ditawarkannya, layanan keuangan berbasis digital tersebut kian digandrungi oleh masyarakat dengan jumlah pengguna yang terus meningkat setiap tahunnya.

Bagaimana tidak? Pinjaman online (pinjol) memiliki kelebihan berupa proses pengajuan kredit yang cepat dan syarat yang cenderung sangat ringan dibanding pinjaman biasa. Cukup dengan mengunduh aplikasi pinjaman online yang tersedia di AppStore atau Google Play Store, kamu bisa mengikuti arahan pendaftaran dan pengajuan pinjaman yang tertera.

Tak butuh waktu lama, bahkan dalam hitungan jam saja pada beberapa aplikasi pinjol, pengajuan sudah bisa mendapat persetujuan dan dana bisa segera diterima oleh peminjam. Tanpa syarat agunan dan survei yang berbelit, pengajuan pinjaman online bisa dilakukan dalam sekejap mata saja.

Akan tetapi, perlu dipahami jika kemudahan pada proses pengajuan pinjaman online tersebut berisiko membuat penggunanya tak berhati-hati dalam memanfaatkannya. Jika digunakan untuk hal yang kurang bijak dan tak produktif, tentu saja pinjaman online akan memberi beban terlalu berat bagi keuangan. Nah, agar manfaat layanan keuangan berbasis digital tersebut lebih maksimal didapatkan dan tak mengancam keuangan, hindari menggunakan pinjaman online untuk memenuhi empat hal ini.

Menambah Pembayaran DP Pembelian Rumah

Tak sedikit orang yang mengajukan program KPR atau Kredit Pemilikan Rumah untuk bisa memiliki hunian pribadi. Namun, sebagian orang tak menyadari bahwa syarat mengajukan program kredit rumah tersebut adalah membayar uang muka atau DP terlebih dahulu. Nominalnya berkisar antara 10% hingga 25% dari harga jual rumah.

Sebagai contoh, jika hunian yang Anda incar memiliki harga Rp 200 juta, maka jumlah DP yang harus dibayar agar program KPR bisa dilanjutkan adalah Rp 20 juta hingga Rp 50 juta. Dengan nominal yang lumayan besar tersebut, tak heran jika ada saja orang yang tergoda untuk menambah dana pembayaran DP pembelian rumah dengan pinjaman online.

Akan tetapi, hal tersebut tentu sebaiknya tak kamu lakukan. Ada sejumlah alasan mengapa hal tersebut adalah ide yang buruk, yakni, gabungan beban cicilan KPR dan pinjaman online yang pasti akan mencederai keuangan.

Kalau sampai terjadi kredit macet, beban bunga dan denda keterlambatan pasti akan membuat keuangan menjadi semakin kacau balau. Belum lagi risiko kehilangan hunian idaman karena penyitaan yang dilakukan oleh pihak bank atau pemberi program KPR. Kamu tentu tidak mau hal tersebut terjadi, bukan?

Menambah Pembayaran DP Pembelian Kendaraan

Sebenarnya, risiko memanfaatkan kredit online untuk membayar DP pembelian kendaraan tak jauh berbeda dengan pembelian rumah. Selain membuat beban keuangan semakin berat karena harus melunasi dua cicilan sekaligus setiap bulan, kendaraan juga berisiko disita saat terjadi kredit macet atau gagal bayar.

Sebagai solusinya, usahakan untuk membayar tagihan DP pembelian kendaraan atau rumah dengan uang tunai. Jika belum cukup, tahan dulu keinginan memiliki kedua aset tersebut dan fokuskan keuangan untuk menabung. Dengan begitu, risiko cicilan kredit online dan pembelian rumah atau kendaraan mengacaukan keuangan tak akan sampai dirasakan.

Menutupi Beban Cicilan Utang Lainnya

Kamu pasti pernah mendengar peribahasa gali lubang, tutup lubang. Peribahasa tersebut dapat berarti pada aktivitas mengajukan pinjaman atau utang baru untuk menutupi beban utang yang sebelumnya. Hal ini nyatanya sering dilakukan nasabah pinjaman online karena layanan keuangan tersebut bisa diajukan dengan syarat dan proses yang mudah.

Ada banyak orang yang sulit untuk mengendalikan keinginan impulsifnya dan berakhir berbelanja secara berlebihan dengan menggunakan layanan pinjaman. Alhasil, saat tenggat waktu tagihan sudah semakin dekat dan tak memiliki cukup dana untuk melunasinya, salah satu solusi yang terlintas di pikiran adalah dengan mengajukan pinjaman baru.

Padahal, keputusan tersebut hanya akan membengkakkan beban keuangan. Alih-alih mengajukan pinjaman online untuk melunasi beban utang sebelumnya, akan lebih baik jika kamu mengajukan keringanan saja, seperti, penurunan tingkat bunga atau memperpanjang tenor pelunasan. Dengan begitu, kamu lebih berpotensi untuk bisa terbebas dari lingkaran setan tersebut.

Memenuhi Kebutuhan Konsumtif

Hal terakhir yang seharusnya tak dipenuhi dengan pinjaman online adalah kebutuhan konsumtif. Idealnya, pinjaman online hanya diajukan untuk memenuhi kebutuhan mendesak yang tak bisa ditunda pembayarannya, atau kebutuhan produktif yang bisa meningkatkan produktivitas atau penghasilan. Alasannya karena tingkat bunga pinjaman online relatif tinggi dan memiliki tenor yang tak terlalu panjang.

Lagi-lagi, risiko yang bakal Anda rasakan saat melakukan hal tersebut adalah kredit macet yang dapat menurunkan skor kredit dan menyulitkan proses mendapatkan pinjaman pada masa depan.

Related