Deretan Ancaman di Dunia Pendidikan Digital

marketeers article
Girl doing her homework in library

Dunia pendidikan semakin terintegrasi dengan dunia digital yang terus berkembang. Hal ini memberikan berbagai kemudahan proses belajar-mengajar, terutama menghapuskan jarak yang semula kerap menjadi penghalang. Namun di sisi lain, pendidikan di dunia digital nyatanya juga membawa ancaman.

Perusahaan global cybersecurity, Kaspersky menganalisis akan ada empat hal besar yang berpotensi mengancam keamanan dunia pendidikan. Apa saja?

Pencurian Data Pribadi di Komunitas Pendidikan

Learning Management System (LMS) akrab terdengar di dunia pendidikan sejak aktivitas belajar-mengajar jarak jauh diberlakukan akibat pandemi COVID-19. Sejumlah platform, seperti Google Classroom dan Frog terus bermunculan. Hal ini menandakan jika pasar untuk sistem LMS terus bertumbuh.

Seiring dengan popularitas LMS yang terus berkembang, jumlah situs phishing yang terkait dengan layanan pendidikan dan konferensi video juga akan bertambah. Menurut Kaspersky, tujuan utama mereka adalah mencuri data pribadi atau menyebarkan spam di komunitas pendidikan.

Pada pertengahan 2020, tercatat 168.550 pengguna unik menghadapi berbagai ancaman yang didistribusikan dengan kedok platform pembelajaran daring atau aplikasi konferensi video populer. Kaspersky memotret, jumlah ancaman ini naik 20,455% dibandingkan 2019.

Selain itu, sistem LMS juga membuka potensi untuk hal tidak terduga lain, seperti ancaman zoombombing. Jika sekolah terus melakukan pembelajaran jarak jauh, Kaspersky memprediksi sistem ini akan terus menjadi vektor serangan yang populer.

Kreasi Konten Tidak Sesuai Usia

Salah satu tantangan dari perkembangan teknologi dan informasi adalah variasi konten yang tidak dapat dikontrol. Kini, semakin banyak creator yang membuat kreasi konten video pendidikan. Tak jarang, konten-konten ini juga digunakan sebagai bahan pendukung pembelajaran oleh para guru. Fakta menunjukkan, 60% guru sudah menggunakan YouTube di kelas.

Namun, ada banyak konten yang tidak sesuai dengan usia para siswa. Tak jarang, para creator menggunakan topik pendidikan sebagai kedok. Konten-konten ini banyak dijumpai di YouTube, TikTok, mau pun Instagram.

“Ini bukan ancaman baru, tetapi dengan pertumbuhan digitalisasi, relevansinya dapat semakin berkembang,” ungkap representative Kaspersky kepada Marketeers, beberapa waktu lalu.

Cyberbullying dan Ancaman Kebocoran Data Pribadi

Memoderasi konten di platform media sosial atau obrolan grup daring dapat membuka jalan bagi konten yang tidak sesuai, komentar yang menyinggung, hingga kemunculan cyberbullying. Tidak hanya itu, hal ini juga dapat mengancam privasi.

Aplikasi atau layanan yang tidak dikonfigurasi dengan benar dapat digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab untuk mengeksploitasi data pribadi, bahkan tanpa alat dan kerentanan khusus. Dalam kasus terkait, siswa dan tenaga pengajar dapat menjadi korban serangan semacam itu.

Gamifikasi dan Perkara Privasi

Kegiatan belajar sambil bermain, seperti While True: Learn, Classcraft, Roblox tengah menjadi tren di dunia pendidikan. Namun, tahukah Anda jika gamifikasi di dunia pendidikan memiliki potensi risiko yang sama besar dengan game pada umumnya.

Penindasan dan penipuan dari orang tidak dikenal (troll), hingga file berbahaya yang disamarkan sebagai pembaruan atau add-on game merupakan beberapa ancaman yang dapat terjadi.

“Faktanya, kekhawatiran terbesar dan terdekat saat ini adalah mengenai privasi. Mengelola privasi di layanan apa pun membutuhkan klarifikasi dari pengguna, tetapi banyak pengguna (terutama anak-anak yang lebih muda) tidak tahu cara mengontrol setelan privasi dengan tepat,” jelas representatif Kaspersky.

Selain itu, akan ada banyak layanan yang menyediakan alat untuk mengatur proses pendidikan secara daring, dan para pengajar kemungkinan besar akan menggunakan lebih dari satu.

Akibatnya, para pengajar perlu memberikan perhatian khusus untuk setiap alat yang digunakan untuk mengajar. Hal ini tidak hanya untuk melindungi informasi pribadi mereka, melainkan juga data para siswa.

Related