Desa Wisata Nusantara dan MarkPlus Tourism Sosialisasikan Pelatihan UMKM

marketeers article

Usaha mikro, kecil, dan menengah (UKM) menjadi salah satu penggerak roda perekonomian Indonesia. Demi mendukung pertumbuhan UMKM, MarkPlus, Inc. melalui MarkPlus Tourism menggelar acara Sosialisasi Program Pelatihan Pengembangan UMKM dengan menggandeng Desa Wisata Nusantara untuk ikut berpartisipasi.

Mangku Kandia, Ketua Umum Desa Wisata Nusantara mengatakan meskipun baru berusia 3 tahun, jangkauan Desa Wisata Nusantara telah mencapai hingga 240 unit yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ia menegaskan bahwa UMKM yang ada di Desa Wisata Nusantara terdiri dari berbagai sektor seperti kuliner, seni budaya, bahkan akomodasi fasilitas pariwisata.

Ardhi Ridwansyah, Associate Dean MarkPlus Institute mengatakan banyak bisnis jasa seperti sektor pariwisata yang beralih ke bisnis seperti menjual produk yang relevan akibat banyaknya keterbatasan akibat pandemi COVID-19. Ia menyampaikan Desa Wisata Nusantara tentu memiliki pengrajin yang bisa membuat produk, dimana ini dapat menjadi potensi bisnis yang dapat dipertahankan dan dikembangkan di tengah PPKM.

“Untuk mengembangkan UMKM tidak cukup hanya pelatihan saja, karena UMKM kerap kesulitan untuk mempraktekan setelah mengikuti pelatihan. Sebab itu perlu dilengkapi dengan tahapan yang lebih sistematis dan komprehensif,” ungkap Ardhi pada acara Sosialisasi Program Pelatihan Pengembangan UMKM, Kamis, (02/09/2021).

Ia menjabarkan berbagai tahapan tersebut. Pertama,  menjalin kolaborasi dengan organisasi pembinaan melalui workshop agar dapat mengintegrasikan pola pikir atas langkah pembinaan kepada UKM. Workshop ini bertujuan agar pembina yang memiliki paradigma marketing baru. Organisasi pembina harus paham bahwa tujuan dari pendampingan nanti bukan hanya untuk mencapai tujuan ekonomi saja agar bisnisnya bertahan, tapi bagaimana menghasilkan dampak yang positif terhadap masyarakat dan lingkungan.

“Tahapan pertama ini akan membahas seberapa pentingnya ketika organisasi pembina mendapat dana atau yang kerap disebut Corporate Social Responsibility (CSR). Kami ingin memperluas paradigmanya dengan memandang CSR menjadi Creating Shared Value (CSV),” tambah Ardhi.

Menurutnya, bisnis perlu menghasilkan manfaat atau value. Bukan hanya sekadar ekonomi finansial, tapi fokus ke lingkungan, sosial. Konsep ini adalah konsep yang telah dikembangkan MarkPlus di Maketing 3.0. Di Marketing 3.0 ini konsumen membeli produk bukan hanya mencari manfaat fungsional ataupun emosional, namun alasan mereka membeli suatu produk adalah mereka ingin merasa ikut membantu isu sosial maupun lingkungan sekitar.

Kedua ialah pemetaan mitra binaan. Tujuan pemetaan ini adalah untuk seleksi sekaligus untuk mengetahui profil industri dari mitra binaan. Baik dari kondisi bisnisnya seperti sisi sumber daya manusia, legalitas, maupun jangkauan bisnisnya sebagai acuan ketika menyusun program pelatihan.

Ketiga adalah sosialisasi program baik secara virtual maupun secara langsung nantinya. Tahapan ini diterapkan untuk mendekatkan paparan dengan pentingnya program ini. Penjelasan bagaimana alur program secara keseluruhan seperti apa tujuannya dan apa yg akan dipelajari oleh para pelaku UMKM.

Terakhir, adalah pembekalan. Pada tahapan ini akan tersedia tiga topik atau kelas utama bagi para UMKM yang terpilih, antara lain Go Modern, Go Digital, Go Online, dan Go Global.

Pada tahap Go Modern UKM diajarkan untuk mengelola bisnis secara modern. Di kelas Go Digital, para UKM diminta untuk memanfaatkan aplikasi digital seperti media sosial. Sementara Go Online, sama seperti Go Digital yang memanfaatkan teknologi, disini UKM fokus memanfaatkan kanal e-commerce. Terakhir, kelas Go Global ini adalah kelas untuk membekali bisnis UKM melakukan ekspor.

“Idealnya pembinaan terbagi menjadi 2 bagian, yakni coaching dan mentoring.  Coaching akan didampingi oleh seorang konsultan untuk mengetahui secara teknis atau strategi dari sebuah bisnis. Kemudian, mentoring akan dilakukan oleh sesama pelaku bisnis yang telah dipilih dengan berbagi cerita mengenai praktik yang berhasil berdasarkan pengalamannya” kata Ardhi.

 

Editor: Eko Adiwaluyo

Related