Design Thinking Diperlukan untuk Penyelesaian Masalah Marketing

marketeers article
Ilustrasi design thinking. (FOTO: 123rf)

Design thinking adalah sebuah pendekatan yang human sentrik, yang artinya berpusat pada manusia. Diperlukan pendekatan empati yang sangat besar untuk memahami apa kira-kira masalah dari customer Anda, dan kemudian mencari solusi dari problem tersebut. 

Ini adalah komponen human centricity dari design thinking. Komponen kedua adalah design thinking ini adalah sebuah proses yang mana sering kali perusahaan butuh bereksperimen. 

Mereka harus menciptakan prototype kemudian dites kepada pasar dan kemudian dititrasi sampai ketemu produk yang sempurna. 

“Sering kali untuk bisa melakukan prototyping eksperimen yang komplit mereka butuh tim yang multidisipliner. Artinya, harus ada orang yang bisa menguasai produksi, ada yang bisa menguasai marketing, ada yang bisa menguasai sales, ada yang bahkan perlu menguasai berbagai aspek lain seperti legal dan finance,” kata Iwan Setiawan, CEO Marketeers dalam ANALISIS di YouTube Marketeers TV.

Salah satu contoh paling populer dari hasil sebuah design thinking adalah botol kecap atau saus, yang sering Anda lihat memiliki packaging dengan model baru. Jika biasanya Anda melihat botol-botol pada umumnya memiliki tutup di atas, sehingga ketika Anda ingin menuang harus membalik tutup tersebut.

BACA JUGA: Kenali Design Thinking Sebelum Bikin Startup

Kadang-kadang, untuk bisa sampai ke tetes terakhir Anda suka menaruhnya terbalik, dan ini menciptakan sebuah produk baru yang sebetulnya merupakan kemasan yang dimodifikasi dengan tutup yang terletak di bawah. Ini adalah salah satu contoh klasik bagaimana design thinking digunakan untuk solve problem yang biasa dihadapi sehari-hari.

Design thinking process sebetulnya adalah proses yang berbentuk double diamond. Disebut proses double diamond karena prosesnya mirip dengan dua bongkahan diamond. 

Ini adalah proses yang berulang-ulang atau divergent yang menciptakan opsi-opsi, dan pada akhirnya mengerucut pada satu konklusi. Proses pertama adalah proses finding the problem atau menemukan masalah, mengidentifikasi apa yang ingin diselesaikan, dan bisa didapatkan dengan observasi. 

Amati apa yang kira-kira dihadapi dalam keseharian konsumen dan menemukan potensi masalah yang sering mereka hadapi.

BACA JUGA: Rahasia di Balik Kesuksesan Apple

“Inilah yang Anda jadikan insight untuk masuk kepada proses diamond berikutnya, yakni proses solving the problem atau memecahkan masalah yang Anda temukan di fase tadi. Anda mulai mencari opsi-opsi solusi terhadap masalah tersebut dan dan pada akhirnya mengerucut pada satu solusi terbaik yang menurut Anda bisa menyelesaikannya secara ideal,” tuturnya.

Editor: Ranto Rajagukguk

Related