Di Balik Brand Name Strategy Kijang Innova Zenix, Ternyata Ada Titipan

marketeers article
The All New Kijang Innova Zenix (Foto: Toyota-Astra Motor)

Brand name strategy atau strategi pemilihan nama merek menjadi langkah fundamental yang harus dipikirkan secara matang dan visioner. Pasalnya, strategi ini akan memengaruhi langkah sebuah merek ketika ingin ekspansi atau pun mendiversifikasi dengan melahirkan sub-brand atau produk turunan. Seperti yang terjadi pada brand name strategy Toyota Kijang generasi pertama hingga kini sudah masuk ke generasi ke delapan dengan Kijang Innova Zenix.

Jika diperhatikan, ada tiga nama yang dibawa oleh mobil yang menawarkan mesin hybrid ini. Ya, Kijang, Innova, dan Zenix. Lantas apa brand name strategy yang dibawa oleh Toyota Motor Corporation (TMC) terhadap produk globalnya ini?

Brand name strategy Kijang
The All New Kijang Innova Zenix (Foto: Toyota-Astra Motor)

“Dalam pengembangan Innova Zenix, Indonesia memiliki porsi suara yang cukup besar dalam mempertahankan apa yang telah diukir oleh Toyota Kijang selama 45 tahun,” terang Dimas Azka, Head of Interactive Communication PT Toyota-Astra Motor kepada Marketeers beberapa waktu lalu.

Menurut Dimas, segmen Innova Zenix ini adalah para pengguna Kijang yang telah berusia 45 tahun. TAM pun meminta TMC untuk mempertahankan nama Kijang agar tetap ada sebagai heritage dari basis mobil ini dikembangkan. 

Sementara soal nama Innova, nama Innova sudah dipakai di tiga generasi dari mobil medium multi-purpose vehicle (MPV) ini. Sementara Zenix menjadi nama global. Di sini, Zenix merupakan akronim dari “Zenith” dan “X”. “Zenith” bermakna tertinggi, “X” mewakili Crossover.

BACA JUGA: Review Kijang Innova Zenix: Tipe Q Hybrid Performanya Impresif

“Kijang Innova Zenix pun membawa desain kendaraan crossover yang mempertahankan utilisasi minivan. Sebab itu, Kijang-nya harus tetap ada. Meski di beberapa negara seperti India mereka memakai nama yang berbeda yakni Toyota Innova Hycross,” lanjut Dimas.

Penambahan nama atau kata pada produk baru bukan pertama kali dilakukan oleh Toyota. Sebelumnya, hadir di keluarga Avanza dengan tambahan nama Veloz sebagai cikal bakal lahirnya Toyota Veloz yang berdiri sendiri. Lantas, apakah nasib ini akan terjadi juga terhadap Zenix? Apakah Zenix akan menjadi produk yang membawa nama secara terpisah?

Sayangnya, Dimas Azka mengaku belum tahu apakah arahnya ke sana atau tidak. Menurutnya hal ini akan sangat berkaitan dengan segmentasi pasar dari Kijang Innova Zenix.

“Mobil ini akan terus kami jaga positioning-nya sebagai mobil yang ada di mana-mana,” imbuh Dimas.

Tentu, merancang brand name strategy seperti yang dilakukan Kijang tidak bisa dilakukan secara asal. Ada banyak elemen yang harus diperhatikan, Lantas, apa saja yang harus dilakukan oleh para marketeer dalam merancang brand name strategy?

Tips brand name strategy agar melekat di hati konsumen

Berikut 4 tips strategi penamaan merek atau brand name strategy agar melekat di hati konsumen seperti Toyota Kijang:

Brainstorming

Mengutip paparan Co-author buku Marketing 5.0 Iwan Setiawan di dalam program Analisis, langkah pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya nama yang cocok untuk brand Anda. Tujuannya untuk memancing inspirasi nama yang paling cocok. Banyak cara untuk menggali sumber inspirasi kata yang dapat digunakan ide nama brand, misalnya mengambil kata dasar dalam kamus, kata dasar yang dibuat salah eja, inisial pemilik, hingga kata dari bahasa asing. 

Pada proses ini, pastikan nama yang Anda dapat memancing perhatian agar mudah diingat. Pastikan juga nama tersebut mudah dibaca, dilafalkan, dan tidak memiliki arti negatif dari berbagai sudut pandang atau bahasa. Tentu, pastikan juga nama tersebut belum dipatenkan oleh orang lain.

BACA JUGA: Gojek Satukan Nama Brand Untuk Market Asia Tenggara

Check for clarity

Setelah melakukan brainstorming, lakukan validasi dari kesesuaian nama dengan bisnis yang Anda tawarkan. Ingat! Nama dapat menggambarkan tujuan bisnis Anda, baik secara jelas, terselubung, atau bahkan secara abstrak. Langkah ini akan berpengaruh terhadap upaya trademarking dan budget yang dikeluarkan untuk mengomunikasikan bisnis Anda kepada konsumen.

Think the future

Pada tahap ketiga, perlu memikirkan apakah brand Anda dapat merespons perubahan bisnis yang akan terjadi di masa depan. Pertimbangkan kesesuaian nama yang dipilih dengan kemungkinan Anda melahirkan produk baru, lini bisnis baru, atau proses merger-akuisisi. 

Don’t overthink it

Tak sedikit, pemasar yang terlalu memikirkan bahkan overthinking ketika merek yang dibuatnya hampir jadi. Memilih nama memang menjadi hal yang krusial, namun jangan takut dan overthinking dalam menentukannya. Pasalnya, setiap nama yang dipakai tidak akan langsung besar dan terkenal. Strategi bisnis yang Anda bawalah yang membuat nama brand Anda dikenal dan familier di telinga konsumen.

Bagaimana dengan nama brand Anda, apakah sudah siap untuk perubahan di masa depan?

Related