Soal Optimisme Masa Depan, Orang Indonesia Kalah dengan Malaysia?

marketeers article

Hasil survei global yang dilakukan HSBC menemukan bahwa orang yang memiliki perencanaan yang matang dalam hal finansial memiliki ekspektasi yang lebih positif pada masa depannya. Hal ini tertuang dalam survei HSBC yang menyebut 77% responden memiliki harapan yang positif terhadap taraf hidupnya di masa depan.

Laporan bertajuk The Power of Protection Confidence in the Future ini mengungkap bahwa responden yang berasal dari Indonesia, hanya 68% yang memiliki harapan positif terhadap masa depannya, lebih rendah dari rata-rata global. Angka tersebut juga lebih rendah dari outlook positif responden dari Malaysia (76%), Singapura (78%), Argentina (80%), dan Meksiko (83%).

Survei ini melibatkan 11.000 responden dari 12 negara, termasuk diantaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Hongkong, Tiongkok, Taiwan, Uni Emirat Arab, Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Meksiko, dan Argentina. Survei di Indonesia dilakukan terhadap 1.002 responden berumur lebih dari 25 tahun.

Group Head of Wealth Management HSBC Charlie Nunn, mengatakan para responden menaruh perhatian lebih terhadap kesehatan mereka kedepannya, karena dianggap memiliki pengaruh yang besar terhadap hidupnya dan juga orang di sekitarnya.

“Mereka yang yang peduli terhadap kesehatannya merupakan orang-orang yang paling optimis terhadap masa depannya,” katanya.

Laporan ini juga mengungkap bahwa 64% responden Indonesia merasa bahwa kesehatan merupakan hal yang paling dikhawatirkan dalam kehidupan sehari-hari mereka.

Selanjutnya, mereka menempatkan keamanan finansial dalam jangka panjang di urutan kedua (54%), serta kualitas hidup di urutan ketiga (43%). Selain itu, 43% dari responden juga khawatir tidak dapat mengelola hidupnya saat usia bertambah tua.

Terkait dengan perlindungan, 43% dari responden Indonesia yang mempertimbangkan asuransi mengatakan mereka belum membeli produk asuransi karena dianggap terlalu mahal.

Selain itu, 55% dari responden yang sudah mempertimbangkan asuransi belum menggunakannya karena mereka tidak tahu cara membeli produk asuransi atau memiliki kekhawatiran terhadap kebijakan asuransi.

screen-shot-2016-11-29-at-20-17-47

 

Related